Ahad 17 Aug 2014 21:10 WIB

Dua Anggota Penjaga Perdamaian PBB Terbunuh di Mali

Rep: C88/ Red: Djibril Muhammad
PBB
PBB

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Dua orang anggota perdamaian PBB terbunuh dan tujuh lainnya terluka dalam serangan yang terjadi di utara Mali. Dua truk bermuatan bahan peledak melaju ke arah tenda PBB di Ber, 50 kilometer di timur Timbuktu pada Sabtu (16/8).

Seorang penyerang, yang merupakan pelaku bom bunuh diri, juga ikut tewas. Serangan tersebut memakan korban dua orang tentara dari Burkina Faso yang sedang bekerja untuk PBB.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengutuk penyerangan ini.

Menurut keterangan Badan Stabilisasi Multidimensi Mali (Munisma) dari PBB, penyerangan terjadi pukul 11.30 waktu setempat. Seorang saksi mata, yang melihat kondisi setelah ledakan, mengatakan pasukan Burkinabe mendirikan tenda di Ber, setelah kota tersebut diambilalih pemberontak pada bulan lalu.

"Tidak ada pos pemeriksaan sehingga pengebom bisa mengarahkan kendaraannya menuju ke tenda-tenda tentara dan meledakkan diri di sana," kata saksi mata tersebut. Dua pasukan penjaga perdamaian lain, yang juga berasal dari Burkina Faso, terluka serius akibat serangan itu.

Kejadian ini terjadi setelah sebelumnya tiga orang pasukan penjaga perdamaian terluka. Ketiga orang tersebut, dua berasal dari Bangladesh dan satu dari Chad, terluka saat kendaraan mereka melaju di area penambangan dalam dua insiden berbeda di akhir pekan lalu.

Direktur Aksi Minusma, David Gressly, mengatakan pasukannya ‘membayar terlalu mahal untuk menjamin terwujudnya kembali kedamaian dan stabilitas di Mali’.

Reporter BBC di Mali melaporkan, militan dari Alqaidah dikenal menggunakan taktik yang sama seperti serangan yang terjadi Sabtu lalu.

Dialog yang membahas perdamaian antara pemerintah Mali dan pemberontak Tuareg baru akan dilanjutkan pada September mendatang. Perundingan itu dilaksanakan setelah sebelumnya didahului dialog tiga pekan pada Juli dan Agustus.

Dialog itu dimediasi pemerintah Aljazair. Namun perundingan-perundingan tersebut tidak melibatkan Alqaidah atau elemen Islam lain yang terlibat dalam konflik. Salah satu kelompok separatis yang diundang dalam dialog adalah Pergerakan Nasional untuk Kebebasan Azawad (MNLA).

MNLA mengutuk serangan yang terjadi Sabtu lalu dan mengungkapkan duka cita yang mendalam kepada masyarakat dan pemerintah Burkina Faso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement