REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas menuduh Israel telah mengulur-ulur waktu dalam melakukan perundingan, Ahad (17/8). Perundingan yang dilakukan Israel dan Palestina yang ditujukan untuk mengakhiri pertempuran kedua pihak, dikatakan oleh Hamas telah mendekat pada kesepakatan akhir.
Namun, Hamas menilai Israel seperti terus memperlambat pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata permanen. Selama perundingan berlangsung, Israel dan Palestina sepakat melakukan gencatan senjata selama lima hari, yang dijadwalkan berakhir Senin (18/8) hari ini.
"Israel harus memenuhi tuntutan yang telah kami ajukan. Jika tuntutan kami tak terpenuhi, tak ada kesepakatan gencatan senjata permanen yang dapat tercapai," ujar juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, dilansir Maan News, Ahad (17/8).
Selain itu, Hamas memperingati Israel harus bersiap dengan segala konsekuensi bila tidak ada kesepakatan yang tercapai dalam perundingan di Kairo. Menurut Hamas, kesepakatan tinggal menunggu keputusan Israel dalam perundingan tersebut.
Pertempuran yang telah berlangsung, terutama dalam satu bulan kemarin telah membuat sebanyak 2016 di Gaza tewas. Otoritas medis Gaza juga mengkonfirmasi, lebih dari 10.193 orang terluka akibat serangan intensif Israel, baik dilakukan dari udara, laut, dan darat. Korban sebagian adalah rakyat sipil, termasuk wanita, anak-anak-anak, dan orang tua.