REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Meski gencatan senjata masih berlaku, namun warga Palestina di Gaza harus tetap berjuang untuk hidup. Khususnya berjuang hidup dengan kondisi air yang sangat minim.
"Tidak ada air disini dan toilet pun sangat kotor, ini bukanlah kehidupan," ujar Feriel al-Zaaneen yang berlindung di sebuah sekolah PBB, dikutip dari Ma'an News Agency. Bahkan ia mengaku belum mandi selama satu bulan lebih.
Selain itu, Muntaha al-Kafarna, satu dari sembilan orang yang tinggal di tenda kecil di sebuah halaman sekolah baru dapat membesihkan diri di rumah sakit terdekat. Namun, Ia berkata, keluarganya benar-benar menderita kekurangan air.
"Anak-anak saya sudah banyak kutu maupun kuman karena mereka tidak bisa mandi," katanya.
Gempuran Israel telah menyebabkan sebagian besar saluram dan pasokan air rusak aparah. Kini, warga di Gaza harus menderita karena kekurangan air bersih. Diperkirakan, butuh berbulan-bulan untuk dapat memperbaikinya.
"Saya berharap rudal Zionis akan menghantam kami, saya dan anak-anak saya. Mati masih lebih baik daripada kehidupan ini," ujarnya.