REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan dan Amerika Serikat tetap melaksanakan latihan gabungan militer tahunan meski dikecam Korea Utara.
Latihan dengan nama Ulchi Freedom Guardian (UFG) itu akan berlangsung hingga 29 Agustus. Meski sebagian besar latihan menggunakan komputer, puluhan ribu tentara Korea Selatan dan AS dilibatkan dalam latihan.
Dikutip dari Xinhua, sekitar 50 ribu tentara Korsel dan 30 ribu tentara AS, termasuk 3.000 tentara AS yang bertugas di luar negeri datang untuk latihan. Latihan bertujuan menguji kesiapan perang menghadapi invasi Korea Utara.
Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, latihan tahun ini untuk pertama kalinya mensimulasikan serangan nuklir. Antisipasi serangan nuklir dilakukan dengan strategi pencegahan yang disesuaikan. Strategi tersebut dikembangkan Oktober tahun lalu saat pembicaraan pertahanan tahunan Korsel dan AS.
Pejabat Korsel mengatakan militer akan berada dalam kondisi waspada selama latihan berlangsung. "Jika Utara melakukan tindakan provokatif, kami akan membalas," ujar seorang pejabat tinggi militer itu kepada AFP, Senin (18/8).
Korea Utara telah berulang kali menyerukan agar latihan dibatalkan. Pekan lalu, kepala staf gabungan militer Korut mengancam melakukan serangan terkuat tanpa ampun jika latihan tetap terlaksana. Korut menyebut latihan bersama tersebut merupakan gladi resik untuk perang nuklir.