REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Roket menghantam iringan bus pembawa pengungsi dari kota Luhansk di Ukraina timur, Senin, menewaskan sejumlah orang, kata pemberontak dan militer Ukraina, yang saling tuding atas serangan itu.
Sekitar 500 orang sehari mengungsi dari Luhansk, kota kubu pemberontak, yang dilanda pertempuran berbulan-bulan kelompok pemberontak dengan pasukan Ukraina, dan lebih dari dua pekan tidak mendapatkan pasokan air dan listrik.
"Tembakan artileri yang kuat menghantam satu iringan pengungsi di dekat kawasan Khryashchuvatye dan Novosvitlivka. Kekuatan ledakan itu sangat tinggi sehingga orang-orang itu terbakar hidup-hidup dalam kendaraan - mereka tidak bisa keluar," kata jurubicara pihak militer, Anatoly Proshin, kepada saluran televisi Ukraina, 112.ua.
Jurubicara lain untuk operasi militer di timur, yang menghadapi kelompok pemberontak sejak April, mengatakan pemberontak bertanggung jawab atas serangan dan jumlah korban tewas belum diketahui.
"Teroris menembakkan peluru kendali Grad ke arah iring-iringan... kami tengah menunggu informasi jumlah korban tewas," katanya.
Andrei Purgin, wakil perdana menteri Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri mengatakan kepada Reuters, pasukan pemberontak tidak mempunyai kemampuan militer untuk melancarkan serangan semacam itu.
"Pihak Ukraina sendiri yang terus-menerus mengebom jalanan dengan pesawat dan Grad. Tampaknya mereka sudah membunuh lebih banyak warga sipil, seperti yang selama beberapa bulan ini mereka lakukan. Kami tidak memiliki kemampuan untuk mengirimkan Grad ke wilayah itu," katanya melalui telepon.
Konflik separatis meletus pada April setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea menyusul penggulingan presiden yang didukung Moskow di ibukota Kiev.
Kelompok pemisah menduduki bangunan-bangunan utama di kota-kota seluruh kawasan berbahasa Rusia di timur, mendeklarasikan "republik rakyat" mereka sendiri dan mengatakan bahwa mereka ingin bergabung dengan Rusia.