REPUBLIKA.CO.ID, LEHAVA -- Ratusan anggota organisasi Anti Kawin Campur di Lehava, Israel, melakukan unjuk rasa di luar gedung pernikahan, di Rishon Lezion, kemarin, (17/8). Mereka menentang perkawinan antara perempuan Yahudi yang pindah agama, dengan pria Arab Muslim.
Sebelumnya, pengantin pria, Mahmoud Mansour, meminta pengadilan agar melarang demonstrasi tersebut. Hanya saja permintaan itu ditolak.
Semua pendukung kelompok Yahudi Lehava, justru mendapat izin untuk berunjuk rasa, asalkan berjarak 200 meter dari gedung resepsi. Sayangnya, empat orang demonstran ditangkap polisi, karena melanggar ketentuan.
Dilansir BBC, demo juga dilakukan oleh kelompok kiri, atau pendukung kedua mempelai. Sehingga, ratusan polisi pun dikerahkan, demi menjaga kedua kelompok, secara terpisah.
Pasangan pengantin itu mengundang sekitar 500 tamu ke pernikahannya. Menjelang pernikahan, mempelai perempuan, Morel Malka (23), pindah agama dari Yahudi ke Islam. "Kami hidup dalam koeksistensi sejati, maka saya tak terlalu peduli tentang kata orang," ujar Mahmud, kepada televisi saluran 2 Israel.
Presiden Israel, Reuven Rivlin, mengecam aksi unjuk rasa tersebut. Mengutip media Israel, ia menggambarkan para demonstran sebagai 'tikus pemakan fondasi Yahudi dan demonstrasi Israel'.