REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejabat eksekutif perusahaan obat mengatakan, satu-satunya perusahaan obat di Jalur Gaza tak luput dari serangan Zionis Israel. Dr Marwan Al-Astal berkata pada Senin (18/8) bahwa kerusakan itu menyebabkan kerugian sebesar setengah juta dolar, dilansir dari Ma'an News Agency, Senin (18/8).
General Manager dari Laboratorium Farmasi dan Komestik Timur Tengah atau Megapharm itu mengatakan, perusahaan telah kehilangan hampir 500 juta dolar setelah serangan udara menghantam peralatan, bahan baku dan pembangkit listrik mereka.
Ia menambahkan perusahaan hanya memproduksi obat-obatan dan seharusnya Israel tidak memiliki alasan untuk menargetkan perusahaan. "Pasalnya, mereka mengetahui perusahaan tersebut hanyalah perusahaan obat. Saya tak habis pikir," kata Al Astal.
Diperkirakan perusahaan membutuhkan setidaknya dua bulan untuk memulihkan dan membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh serangan Israel.