Rabu 20 Aug 2014 20:08 WIB

Industri Salmon Tasmania Bangkit Kembali

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Produsen salmon terbesar (dari tiga produsen salmon) yang ada di Tasmania mengumumkan peningkatan keuntungan (setelah pajak) mereka hampir sebesar 23%, meskipun pemasukannya menurun. 

Produsen salmon asal Tasmania, ‘Tassal’, mencetak profit tahunan yang sangat besar.
Menurut salah seorang analis, peningkatan besar yang dialami produsen tersebut merefleksikan kondisi industri salmon di negara bagian itu.

Analis keuangan dari perusahaan Bell Potter, Bede Donnelly, mengungkapkan kepada ABC bahwa industri salmon Tasmania tengah menanjak. “Bisnisnya berjalan sangat baik. Kami mencintai salmon yang ada di sini dan seperti itu pula yang dirasakan warga Australia lainnya,” ungkap Bell, baru-baru ini.

Perusahaan ‘Tassal’ mengumumkan profit tahunan mereka yang sebesar 41 juta dolar, naik dari 33 juta dolar di tahun lalu.

Sang produsen salmon mengatakan, keuntungan bersih (setelah pajak) untuk tahun keuangan 2013/14 menunjukkan bahwa strategi untuk memfokuskan diri pada pasar domestik adalah langkah yang tepat.

Permintaan akan salmon Tasmania di seluruh wilayah Australia memiliki arti bahwa produk ini mendapat tempat atau ruang lebih di rak-rak supermarket.

Bede mengatakan, dua toko eksklusif ‘Tassal’ yang telah dibuka di Melbourne dan Hobart, sejauh ini, juga sangat sukses. “Saya berharap agar para produsen salmon Tasmania akan mau membuka lebih banyak gerai,” ujar Bede.

Pemasukan ‘Tassal’ sedikit menurun karena musim panas yang terik di tahun 2012/13 sehingga mengurangi jumlah ikan, yang artinya hanya ada sedikit pasokan utuk pasar.

Pimpinan ‘Tassal’, Mark Ryan, mengatakan, keuntungan yang didapat perusahaan merupakan refleksi dari strategi marketing yang dibangun. “Inisiatif penjualan Tassal dan efisiensi yang dijalankan, terus mendorong pertumbuhan pemasukan dan munculnya generasi pencetak dolar dari penjualan pasar domestik. Garis bawahnya, ini sudah tak sesuai dengan rencana pengurangan pasokan ikan seperti yang kami hadapi pada akhir musim panas terik 2012/13,” urainya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement