Rabu 20 Aug 2014 23:16 WIB

Ribuan Mahasiswa Australia Protes Pemotongan Anggaran Universitas

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Lebih dari seribu orang berunjuk rasa di Melbourne untuk memprotes rencana Pemerintah Federal merestrukturisasi sistem pendidikan tinggi.

Selain di Melbourne, unjuk rasa menolak perubahan bujet yang ke-sekian kalinya digelar ini juga berlangsung di Sydney dan Canberra.
Unjuk rasa menuntut Pemerintah membatalkan rencana untuk meregulasi biaya kuliah, yang berlokasi di distrik bisnis Melbourne, baru-baru ini. Aksi ini  merupakan bagian dari aksi nasional yang digelar di sejumlah kota di Australia, termasuk Sydney dan Canberra.
Para mahasiswa dari RMIT, Monash, Latrobe, dan University of Melbourne memblokade jalan Swanston dan jalan Bourke, membuat lalu lintas terhenti.

Beberapa pengunjuk rasa bahkan membakar boneka papan yang dibuat menyerupai Menteri Pendidikan Federal, Christopher Pyne.

Salah seorang demonstran, Emma Dook, mengatakan, rencana perubahan anggaran universitas yang diajukan Pemerintah tersebut akan merugikan mahasiswa dari kelas pekerja yang kurang mampu. “Kami pikir pendidikan gratis adalah solusi yang paling tepat. Menurut kami, hal itu bisa tercapai dengan mengenakan pajak yang lebih besar terhadap orang kaya, memajak orang seperti Gina Rineheart dan sejenisnya, dengan jumlah yang jauh lebih tinggi dari yang mereka bayarkan sekarang ini, (dan) memajak perusahaan-perusahaan besar,” tutur Emma berapi-api.

Partai Hijau mendukung aksi mahasiswa

Pejabat Partai Hijau dan anggota Parlemen asal Melbourne, Adam Bandt, mengatakan kepada para pengunjuk rasa di luar Perpustakaan Kota bahwa Pemerintah tak mengamalkan nilai-nilai Australia modern seperti belas kasih dan kesetaraan. “Demokrasi yang sehat bergantung pada populasi yang terdidik dan pendidikan harusnya tak hanya menjadi hak orang kaya,” jelas Adam.

Para mahasiswa meminta Pemerintah meninggalkan rencananya untuk merombak sektor pendidikan tinggi.

Mereka mengatakan, kebijakan untuk meregulasi biaya universitas akan menciptakan sebuah sistem pendidikan bergaya Amerika yang berkelas-kelas, memaksa mahasiswa miskin kelas pekerja jatuh ke dalam jeratan hutang.

Pada bulan Mei lalu, Pemerintah mengungkap rencana untuk meregulasi ulang biaya universitas mulai tahun 2016, membuat kampus-kampus dapat menarik biaya semau mereka.

Perubahan ini juga akan menimbang peningkatan bunga pada pinjaman mahasiswa, dan tingkat pendapatan mahasiswa nantinya jika mereka mulai terpaksa membayar pinjaman dengan jumlah lebih rendah.

Serikat Pendidikan Tinggi Nasional (NTEU) mengatakan, itikad Pemerintah untuk menegosiasi beberapa aspek kebijakan tersebut, misalkan tingkat bunga, tak cukup baik.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement