REPUBLIKA.CO.ID, UNITED KINGDOM -- Jurnalis Amerika James Foley dilaporkan telah melintasi Timur Tengah dan melaporkan kekerasan ekstrem yang terjadi di sana. Ia juga mencari tahu siapa saja orang-orang yang menjadi bagian dari kelompok itu.
Menurut ibunya, Diane, ia telah mempertaruhkan nyawanya untuk mengungkap penderitaan rakyat Suriah. Sementara itu, di Inggris, Perdana Menteri Inggris mempercepat liburannya dan langsung kembali ke Downing Street setelah mengetahui tindakan brutal yang dilakukan oleh warga Inggris.
Sejumlah orang mengatakan hal ini memperkuat argumen untuk memberikan respons yang keras dari pemerintah Inggris kepada militan Islam. Dwayne Menezea, seorang direktur dari Pusat Keamanan Manusia, mengatakan Inggris perlu mempertimbangkan sejumlah serangan.
"Inggris perlu mempertimbangkan serangan udara, Inggris perlu mempertimbangkan misi intelijen, operasi pengintaian, Inggris perlu bertindak. Namun, alasan utama Inggris cepat beraksi karena orang yang mengeksekusi James Foley diyakini seorang warga Inggris. Ini sangat menakutkan bagi negara ini," katanya.
Apa yang benar-benar pemerintah Inggris lakukan juga akan diawasi. Pemerintah Inggris pun diminta untuk bertindak lebih melawan radikalisasi pemuda Muslim Inggris yang sepertinya telah direkrut oleh ISIS.
Sejumlah pengamat pun mengatakan komunitas Muslim Inggris perlu menyuarakan lagi terkait hal ini. Pasalnya, jumlah warga asing yang bergabung dengan ISIS telah meningkat.
"Apa yang kita miliki saat ini adalah suara dari kelompok minoritas dan kebungkaman dari kelompok mayoritas. Jika kita dapat merubah kelompok mayoritas menjadi lebih vokal, kita mungkin dapat sedikit merubah kondisi ini," kata Erin Saltman, peneliti senior dari Yayasan Quilliam.