Kamis 21 Aug 2014 19:26 WIB

Arab dan Swiss Lakukan Pembicaraan Perlindungan Rakyat Palestina

Rep: c64/ Red: M Akbar
Warga Gaza, Palestina
Foto: AP
Warga Gaza, Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, GENEVA -- Beberapa pejabat Arab dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan para pejabat pemerintah Swiss. Laporan Business Recorder mengabarkan pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas permintaan Palestina dalam meminta perlindungan bagi rakyat Palestina yang saat ini sangat mendesak dan ditengah serangan Israel.

''Delegasi Arab akan bertemu dengan pejabat Swiss yang menyimpan Konvensi Jenewa, untk membahas permintaan Presiden Otoritas PAlestina Mahmoud Abbas untuk memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestinadari serangan agresi Israel,'' demikian dilaporkan Anadolu Agency.

Delegasi tersebut terdiri atas, Wakil Perdana Menteri  dan Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Khaled Al-Hamad Al-Sabah, Presiden Arab Summit saat ini, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi.

Anadolu Agency menulis pada bulan lalu, Mahmoud Abbas telah menyampaikan pesan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon untuk memninta perlindungan internasional bagi rakyat Palestina dalam serangan Israel terhadap Jalur Gaza. Yang mana agresi Israel telah menyebabkan ribuan warga Palestina meninggal dunia dan ribuan lainnya terluka.

Kini, kekejian kembali berkobar di Jalur Gaza sekali lagi, tepatnya  dimulai pada Selasa lalu. Saat gencatan senjata tambahan yang diprakarsai oleh Mesir berujung kegagalan.

Padahal, di waktu yang bersamaaan delegasi Palestina dan Israel tengah melakukan pembicaraan tidak langsung di Kairo, Mesir. Dimana Mesir berperang sebagai penengah diantara keduanya guna menemukan kesepakan untuk mencapai gencatan senjata permanen atau jangka panjang.

Gempuran Israel yang dimulai kembali, terus meningkatkan jumlah korban yang meninggal dunia maupun yang terluka. Dimana, lagi, lagi warga sipillah yang menjadi korban mayoritas serangan Zionis Israel, termasuk anak-anak, wanita, dan kaum manula.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement