Jumat 22 Aug 2014 06:53 WIB

Pesawat Tempur AS Membombardir Irak

Pesawat F-16 milik militer Amerika Serikat.
Foto: Reuters
Pesawat F-16 milik militer Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pesawat-pesawat tempur Amerika membomi militan Islam di Irak utara dekat Bendungan Mosul, kata Komando Pusat militer AS pada Kamis (21/8), dalam serangan udara terbaru terhadap kelompok garis keras itu.

"Pasukan militer AS terus menyerang pejuang ISIS (Negara Islam Turki dan Suriah/ISIS/IS) dalam mendukung operasi Pasukan Keamanan Irak, menggunakan pesawat tempur dan serangan pesawat untuk melakukan enam serangan udara di sekitar Bendungan Mosul," katanya dalam satu pernyataan.

Serangan udara itu dilakukan selama 24 jam terakhir, kata pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat tak disebut jatidirinya kepada AFP. Serangan-serangan udara itu datang setelah Presiden Barack Obama menyerukan memastikan aksi internasional terhadap 'kanker' ekstremisme jihad di Irak dan Suriah.

Serangan terbaru itu menghancur atau rmeusak tiga kendaraan lapis baja Humvee, kendaraan-kendaraan lain, dan beberapa tempat pembuatan bom rakitan, kata Komando Pusat.

Militer AS telah melakukan 90 serangan udara di Irak sejak 8 Agustus, termasuk serangan bom terbaru. Dari 90 operasi mereka, 57 telah dilakukan untuk mendukung pasukan pemerintah Irak dekat Bendungan Mosul, katanya.

Obama menyetujui serangan udara di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok militan Islam yang telah menguasai wilayah utara dan barat Baghdad.

Serangan udara bertepatan dengan kemarahan global selama eksekusi mengerikan reporter Amerika James Foley oleh para pejuang jihad ISIS, yang terungkap dalam video Selasa.

Para pejabat AS mengakui bahwa pasukan khusus Amerika telah mencoba untuk menyelamatkan Foley dan sandera AS lainnya pada musim panas, namun upaya tersebut gagal.

Obama pada Rabu (20/8) mengatakan, para ekstremis harus dikalahkan. "Kami akan waspada dan kami akan tanpa henti ... Dari pemerintah dan masyarakat di Timur Tengah, harus ada upaya bersama untuk mengekstrak kanker ini sehingga tidak menyebar," katanya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement