Jumat 22 Aug 2014 20:48 WIB

Napi di Australia Protes Karena Penjara Terlalu Sesak

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Delapan narapidana mengurung diri selama lebih dari satu jam di penjara Yatala di Adelaide (Australia Selatan). Aksi ini dilakukan  sebagai tanda protes atas penjara yang terlalu penuh oleh napi.

Para narapidana ini melakukan protes karena mereka akan dipindahkan dari penjara Yatala sudah penuh, ke kantor polisi Holden Hill. Dalam protes ini mereka mengurung diri dalam sebuah ruangan dengan mengikat baju di pintu yang dikunci.

Protes itu berlangsung lebih dari satu jam sebelum berakhir damai, dan mereka kemudian dipindahkan ke kantor polisi.

Dalam pernyataannya, Jumat (22/8), Direktur Lembaga Pemasyarakatan Greg Weir mengatakan para napi sering harus dipindahkan setiap hari guna memastikan bahwa penjara d negara bagian Australia Selatan bisa berfungsi dengan baik. "Para napi kadang memang tidak mau dipindahkan, namun departemen kami memiliki hak untuk melakukan hal tersebut, dan akan tetap melakukannya bila diperlukan," jelas Weir.

"Keselamatan staf dan napi adalah hal yang paling penting."

Namun proses pemindahan ini, menurut Peter Christopher, dari serikat pekerja petugas LP menunjukkan semakin parahnya situasi kesesakan di berbagai penjara di Australia Selatan.

"Dalam dua bulan terakhir, kami sering melihat bahwa penjara betul-betul penuh, dan kantor polisi Holden Hill dan Sturt yang biasanya digunakan menampung para napi sementara juga penuh. Ini sudah berlangsung selama beberapa bulan dan hal yang tidak bisa dibiarkan berlangsung terus," kata Christopher.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement