REPUBLIKA.CO.ID, AKKRA -- Kolera menewaskan sedikit-dikitnya 67 orang di Ghana sejak Juni dan menjangkiti lebih dari 5.000 orang lain dalam wabah, yang menyoroti tantangan kesehatan dan kebersihan, yang dihadapi salah satu ekonomi Afrika tumbuh paling cepat itu.
Dinas Layanan Kesehatan Ghana (GHS) mengatakan wabah itu berpusat di masyarakat miskin di daerah perkotaan selatan, yang kekurangan toilet memadai, meskipun ada juga beberapa kasus di bagian pedesaan di utara negara Afrika Barat itu.
Sekitar 54 orang tewas di atau dekat ibu kota Accra, dan sekitar 300 orang kini terinfeksi setiap hari oleh penyakit menular itu, yang menjadi tekanan pada fasilitas kesehatan setempat, kata Linda Van-Otoo, direktur GHS untuk Greater Accra.
"Hal ini tidak hanya masalah kesehatan, ada unsur besar sanitasi lingkungan," katanya, dan menambahkan bahwa pihak berwenang daerah sedang berusaha untuk mengatasi akar penyebab penyakit itu serta mengobati para pasien.
Ghana secara politis stabil, tetapi menghadapi berbagai masalah fiskal, meskipun telah mempertahankan pertumbuhan ekonomi delapan persen selama lima tahun di balik ekspor emas, kakao dan minyak, yang membuatnya menjadi salah satu ekonomi cemerlang di Afrika.
Pemerintah Presiden John Mahama ini membanggakan dirinya dalam mencapai kemajuan tujuan-tujuan PBB untuk pengurangan kemiskinan, tetapi banyak orang masih menghadapi kekurangan kronis infrastruktur dan pelayanan dasar.
Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menyebabkan dehidrasi cepat dan kematian. Korbannya seringkali terinfeksi melalui konsumsi air dan makanan terkontaminasi oleh kotoran manusia.