REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, Jumat memperingatkan bahwa Rusia memicu peningkatan berbahaya konflik di Ukraina karena kehadiran militernya dan serangan di negara itu.
Dalam satu percakapan telepon dengan Merkel, Obama mengatakan konflik itu terus memburuk sejak satu pesawat maskapai penerbangan Malaysia ditembak jatuh bulan lalu di daerah yang dikuasai pemberontak di Ukraina
Barat menuduh kelompok separatis yang didukung Rusia menembak jatuh pesawat itu, sementara Moskow menyalahkan Ukraina.
Obama dan Merkel sependapat bahwa tindakan Rusia yang mengirim satu konvoi truk yang membawa bantuan ke Ukraina tanpa persetujuan Ukraina adalah provokasi lebih jauh dan pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.
"Mereka menyatakan cemas atas kehadiran pasukan Rusia dalam jumlah besar di perbatasan Ukraina, kehadiran personil militer Rusia di Ukraina dan penembakan Rusia ke wilayah Ukraina merupakan satu peningkatan ketegangan yang berbahaya," kata Gedung Putih.
Pernyataan itu adalah bagian dari kemarahan Barat terhadap Rusia karena mengirim sejumlah besar truk ke Lugansk yang dikuasai pemberontak Ukraina dalam satu tindakan yang Kiev sebut sebagai satu "invasi."
Obama dan Merkel sependapat bahwa penting sekali Rusia menarik konvoinya dari wilayah Ukraina, menyetujui syarat-syarat yang sebelumnya disepakati dengan Ukraina dan Palang Merah Internasional menyangkut konvoi bantuan kemanusiaan di Ukraina itu dan meredakan situasi.