Ahad 24 Aug 2014 00:12 WIB

Mesir Pinta Israel dan Palestina Lanjutkan Perundingan

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan koleganya Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi
Foto: Reuters
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan koleganya Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir menyerukan Israel dan Palestina agar kembali melanjutkan pembicaraan. Disaat bersamaan, serangan udara Israel masih berlanjut. Demikian pula, dengan Hamas yang kembali menembakan roket ke Israel.

Diplomat senior Mesir mengatakan Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah memberitahu pemimpin Mesir bahwa Hamas bersedia datang ke Kairo mengadakan pembicaraan lebih lanjut tetapi Hamas tidak segera membenarkan laporan itu. Israel juga tidak memberikan komentar segera.

Para pejabat kesehatan di Gaza, wilayah Palestina, mengatakan lima orang, termasuk dua anak-anak, terbunuh dalam satu serangan Israel atas satu rumah di Gaza Tengah. Empat lagi warga Palestina terbunuh dalam serangan-serangan lain.

Militer Israel mengatakan pihaknya membom sekitar 20 sasaran di Jalur Gaza yang didominasi Hamas, termasuk peluncur-peluncur roket dan penyimpanan senjata. Dikatakan, para militan Gaza telah menembakkan lebih 40 roket ke wilayah Israel dan dilaporkan tak ada korban jatuh di pihak Israel.

 

Pembicaraan gencatan senjata tidak langsung yang dimediasi oleh Mesir untuk mengakhiri konflik mematikan selama enam pekan itu tak berlangsung sesuai rencana Selasa setelah roket-roket ditembakkan dari Gaza selama gencatan senjata dan Israel membalas dengan serangan-serangan udara.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengeluarkan pernyataan singkat Sabtu yang menyerukan kedua pihak untuk memulai kembali pembicaraan. Presiden Abbas, yang berada di Kairo setelah bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, juga mendesak dimulainya kembali negosiasi. Diplomat Mesir itu mengatakan Kairo berharap menerima tanggapan dari Israel dan Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, pada Senin esok.

Pembicaraan itu, yang diselenggarakan di Kairo, tidak melibatkan pertemuan langsung antara para perutusan Israel dan Hamas. Israel memandang Hamas sebagai organisasi teroris dan Hamas sebaliknya tidak mengakui Israel. Para pejabat Mesir bertemu bergantian dengan kedua pihak.

Hamas menyatakan tidak akan menghentikan pertempuran sampai blokade Israel-Mesir atas Gaza dicabut. Baik Mesir maupun Israel memandang hamas sebagai ancaman keamanan dan enggan untuk memberikan konsesi tanpa jaminan senjata-senjata tidak akan masuk Jalur Gaza yang secara ekonomi lumpuh.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement