REPUBLIKA.CO.ID, PERTH MELBOURNE -- Bisa bertemu dengan tokoh pemimpin dunia pada usia 11 tahun merupakan hal yang istimewa. Tapi seorang anak laki-laki asal Kota Perth Australia karena kebaikan hatinya sangat beruntung bisa bertemu tokoh pemimpin dunia untuk kedua kalinya.
Ketika berusia 8 tahun, Ashwin Cresswell, tidak menyangka surat yang ditulisnya untuk anak-anak di sebuah panti asuhan Jepang korban gempa besar di Jepang pada tahun 2011, akan mendapat perhatian publik dunia.
"Saya tidak menyangka surat itu akan dimuat di surat kabar,” kata Ashwin, yang kini berusia 11 tahun.
Siswa Sekolah Lanjutan Parkwood ini tergetar hatinya oleh kisah Toshihito Aisawa, anak berusia 9 tahun yang kedua orang tuanya tewas tersapu Tsunami akibat gempa 9.0 skala richter di Jepang pada 2011 lalu.
Gempa besar itu memicu kehancuran yang tak terelakan, lebih dari 15.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka atau mengungsi . Kisah pilu Toshihito yang banyak dikutip media internasional ini, menjadi wajah yang sangat manusiawi pada bencana.
Toshihito menghabiskan waktu sepekan mencari anggota keluarganya yang masih hidup dengan mendatangi sejumlah lokasi penampungan, ia memegang papan bertuliskan nama-nama keluarganya dan pesan sederhana: "Aku akan datang lagi besok".
Setelah mendengar tentang penderitaan anak yatim muda, Ashwin menulis surat yang kemudian dijawab oleh Perdana Menteri Julia Gillard ketika itu dengan tawaran berbagi mainan dan rumahnya di Perth dengan Toshihito.
Gillard bertemu dengan Ashwin di Perth dan kemudian meneruskan surat itu ke rekan-nya di Jepang, Naoto Kan yang menjabat sebagai Perdana Menteri ketika tsunami berlangsung. Ashwin akhirnya berangkat ke Jepang pada perayaan setahun bencana gempa bumi dan tsunami itu untuk bertemu Toshihito, yang sekarang tinggal bersama paman dan sepupunya.
Kedua anak laki-laki itu hingga sekarang masih terus saling berkirim surat dan hadiah. Ashwin akan kembali bertemu dengan Naoto Kan di Perth pada Ahad (24/8) malam.
Naoto Kan saat ini sedang berada di Australia menjadi pembicara pada event anti-uranium dan mendesak Austalia untuk tidak meningkatkan ekspor uraniumnya. Tsunami telah memicu serangkaian kebocoran pada fasilitas reactor nuklir Jepang di Fukushima yang mencemari kawasan di sekitarnya dengan bahan radio aktif.
Sementara di Perth, Kan akan berbicara dengan anak laki-laki asal Perth yang sudah sangat baik menunjukan persahabatannya ketika Jepang menghadapi krisis. "Saya akan berbicara mengenai surat yang saya tulis, dan saya akan memberikan hadiah buatan saya dan orang tua saya kepada Pm Naota Kam,” kata Ashwin kepada ABC.
"Saya sangat gembira karena baru bertemu Perdana Menteri satu kali, kebanyakan orang bahkan belum pernah sama sekali, jadi ketika saya bisa bertemu dengan tokoh perdana menteri untuk yang kedua kali, saya sangat bahagia,” ungkap ashwin bersemangat.
Ashwin mengatakan penting untuk menunjukan kepedulian terhadap orang lain, meskipun mereka jaraknya sangat jauh. Ashwin berharap suatu saat nanti ketika dewasa dia bisa memiliki pekerjaan yang bisa membantu banyak orang.