Ahad 24 Aug 2014 22:44 WIB

DIblokade Israel, Warga Gaza Kesulitan Membeli Makanan

Rep: C92/ Red: Erik Purnama Putra
Warga Jalur Gaza menaiki keledai diengan latar belakang gedung yang hancur dibombardir militer Israel.
Foto: AP Photo
Warga Jalur Gaza menaiki keledai diengan latar belakang gedung yang hancur dibombardir militer Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Kantor Kemanusiaan PBB (UN OCHA) mengatakan, sebelum terjadi perang terus-menerus, 66 persen keluarga di Gaza menerima bantuan pangan. Sementara itu, 72 persen keluarga dinyatakan rentan terhadap kerawanan pangan.

Bekerjasama dengan kementerian urusan sosial setempat, PBB memberikan bantuan pangan darurat untuk 415 ribu dari 730 ribu warga miskin yang tidak menerima bantuan makanan.

Menurut Koordinator Proyek di Pusat Pengembangan Maan, Hossam Madhoun, inflasi yang terjadi di Palestina terutama berdampak terhadap produk segar dan daging setelah Israel membombardir kawasan di bagian timur Jalur Gaza. Kawasan ini merupakan zona utama pertanian di Gaza.

“(Selama) dua pekan penutupan Khuzaa, yang merupakan kawasan utama penghasil sayur di Jalur Gaza, para petani tidak bisa bercocok tanam sama sekali. (Sayuran) busuk,” kata Madhoun kepada Al Jazeera. Ia menambahkan, kekurangan uang cash yang parah menyebabkan warga sulit membeli makanan, bahkan bagi mereka yang memiliki tabungan di bank.

“Ada makanan kaleng di pasar dengan harga yang wajar. Namun sebagian orang tetap tidak bisa membelinya,” kata Mardhoun. “Bahkan ketika perang berakhir, situasi pangan terus memburuk dan saya merasa (masalah ini) tidak akan berakhir kecuali ada kampanye besar (agar) infrastruktur bisa masuk ke Gaza (dan) lowongan pekerjaan kembali tersedia,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement