REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Setelah diserang roket Gaza dan melukai empat warganya, Israel menyatakan telah menutup perbatasan Erez. Perbatasan itu digunakan para pekerja bantuan, jurnalis, warga Palestina dan Israel yang diizinkan masuk atau meninggalkan Gaza.
BBC melaporkan, pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pejuang Palestina telah menembakkan misilnya di perbatasan Erez di Gaza. Militer menambahkan setidaknya 50 misil telah ditembakkan ke Israel sejak Sabtu malam.
Pasukan Israel tetap melanjutkan serangan udaranya dengan menargetkan markas Hamas. Salah satu serangan pun dilaporkan telah menewaskan Mohamed al-Qul yang bertanggung jawab mengatur pendanaan Hamas.
Namun, hingga kini Hamas masih belum mengeluarkan pernyataannya terkait pembunuhan tersebut.
Di tempat terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali memperingatkan warga Palestina untuk melakukan evakuasi dari semua tempat yang dijadikan Hamas sebagai lokasi kegiatannya. "Semua orang di tempat ini menjadi target kami," katanya dalam pertemuan kabinet, Ahad.
Israel telah mengumumkan akan meningkatkan serangannya setelah seorang bocah berumur empat tahun tewas di dekat perbatasan Gaza. Dalam sebuah wawancara, pemimpin Hamas Khaled Meshaal membantah tuduhan kelompoknya telah menargetkan warga sipil Israel.
"Kami berusaha untuk menargetkan militer dan pangkalan Israel. Tetapi kami tidak memiliki senjata yang menargetkan musuh kami, jadi untuk melakukan hal itu sangatlah sulit," katanya.
Sementara itu, serangan udara Israel kembali dilepaskan di utara Gaza dan menewaskan seorang ibu dan tiga anaknya di dekat kamp pengungsi Jabaliya. Lebih dari 2.090 warga Palestina yang mayoritas merupakan warga sipil dan sebanyak 67 warga Israel tercatat tewas dalam pertempuran ini.
Seorang warga Thailand pun dilaporkan turut tewas dalam serangan roket. Pertempuran antara kedua belah pihak kembali pecah pada Selasa setelah gencatan senjata sementara berlangsung.