REPUBLIKA.CO.ID, MARIUPOL -- Rusia berencana untuk mengirim konvoi bantuan kemanusiaan lagi ke Ukraina timur dalam beberapa hari mendatang. Seperti dilansir dari BBC, Senin (25/8), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, situasi di wilayah tersebut semakin memburuk.
Ukraina tidak mengizinkan konvoi bantuan pertama, yang akhirnya kembali ke Rusia pada akhir pekan. Di mana pemerintah Ukraina khawatir, bantuan itu membawa peralatan militer untuk kelompok separatis pro-Rusia.
Pejabat Ukraina mengatakan, sekitar 30 kendaraan lapis baja menyeberang dari Rusia pada Senin. Hal itu telah memicu bentrokan berat. Persimpangan tersebut dilaporkan di dekar kota Mariupol, selatan-timur Ukraina. Mariupol berada di tangan pasukan pemerintah Ukraina, yang menggulingkan pemberontak pada Mei lalu.
"Perbatasan Ukraina telah dilanggar oleh konvoi beberapa puluh tank dan kendaraan lapis baja," tutur jurubicara keamanan, Leonid Matyukhin, seperti dilansir dari BBC, Senin (25/8).
Konvoi tersebut menurutnya telah dihentikan oleh penjaga perbatasan, sementara pertempuran tengah berlangsung. Sementara itu, Lavrov mengatakan telah mengirim surat kepada Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Minggu (24/8), yang menginformasikan konvoi bantuan itu.
Ia mengatakan, situasi kemanusiaan tidak membaik, justru memburuk. "Kami ingin mencapai kesepakatan pada semua kondisi untuk mengirim konvoi kedua dengan rute yang sama, dalam beberapa hari mendatang," lanjut Lavrov.
Presiden Rusia dan Ukraina dijadwalkan akan bertemu di Minsk, Belarus, pada Selasa besok untuk membahas krisis di Ukraina.