Rabu 27 Aug 2014 05:45 WIB

Mahasiswa Mualaf Kanada Diduga Bergabung dengan ISIS

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
John 'Yahya' Maguire
Foto: nationalpost.com
John 'Yahya' Maguire

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Sebelum meninggalkan Kanada tahun lalu, John 'Yahya' Maguire adalah seorang mualaf di Kanada. Dia mengatakan kepada seorang teman kampusnya bahwa dia akan pergi ke luar dari negara asalnya, namun tidak tahu kapan akan kembali.

Saat ini, pria 23 tahun itu berada di bawah penyelidikan Royal Canadian Mounted Police (RCMP) sebab diduga muncul di Suriah. Pada halaman Facebooknya, dia mendukung pembunuhan Kristen dan Yahudi.

"Sebagai Muslim, saya tidak tertarik pada hubungan antaragama dengan Kristen dan Yahudi, selain memerangi mereka," tulis Maguire di akun Facebooknya pada 10 Agustus lalu, dilansir dari The National Post, Rabu (27/8).

Sejak sering muncul dengan tampilan baru di Facebooknya, Maguire tidak lagi merahasiakan ekstremisme barunya. Dia bahkan terang-terangan menyebut Kanada 'jahat' dan apa yang dilakukannya saat ini adalah jihad sampai mati.

RCMP menolak untuk mengomentari kasus ini, namun teman-teman dan keluarga mengatakan bahwa pihak kepolisian sedang menyelidiki Maguire yang tampaknya bergabung dengan the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Pejabat kontra-terorisme mengatakan mereka khawatir banyak pejuang asal Kanada yang terlibat dalam konflik di Suriah dan Irak kemudian kembali ke negaranya untuk menyebarkan radikalisme antibarat. Mereka juga khawatir akan ada serangan teroris.

Bibi Maguire, Allison McPerson mengatakan bahwa Maguire pernah mengatakan dia tidak akan kembali."Adikku (ibu Maguire) takut dia tidak akan pernah melihat anaknya lagi dalam kondisi hidup," ujar McPerson.

Sebagai anak laki-laki, Maguire menjalani waktu-waktu sulit dalam hidupnya. Ibunya bercerai dari ayahnya karena kekerasan dalam rumah tangga. Sang ibu juga sakit keras. Ia dibesarkan oleh kakek neneknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement