Rabu 27 Aug 2014 14:50 WIB

Obama Izinkan Pesawat Pengintai ke Suriah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Pesawat pengintai AS
Pesawat pengintai AS

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO-- Presiden Barack Obama mengesahkan pesawat pengintai terbang di atas langit Suriah. Pesawat ini dikerahkan untuk mengumpulkan data intelijen terkait kelompok radikal ISIS. Langkah ini pun dapat menjadi awal gerakan serangan udara AS ke wilayah Suriah.

Dilansir dari Aljazeera, Gedung Putih mengatakan Obama belum membuat keputusan apakah akan mengambil tindakan militer di Suriah. Beberapa pekan ini, AS telah melancarkan serangan udaranya terhadap ISIS di Irak. Sebelumnya, dilaporkan Washington tengah berencana mengirimkan pesawat pengintainya, termasuk pesawat tak berawak AS untuk mengambil gambar para anggota ISIS.

Sedangkan The Wall Street Journal mengatakan Pusat Komando AS yang mengawasi pasukan Amerika di Timur Tengah telah meminta tambahan pesawat pengintai yang digunakan di Suriah. Pesawat pengintai tersebut akan digunakan untuk mengumpulkan informasi sebagai data tambahan yang telah dimiliki oleh satelit AS.

Joshua Landis, seorang pengamat di Suriah, mengatakan para penasehat Obama telah menyebutkan AS hanya dapat mengalahkan kelompok ISIS jika mereka bekerja sama dengan Suriah. Namun, Obama kini dinilai tengah dilema menghadapi pemerintah Suriah.

Ia menambahkan Obama harus mengetahui apa yang ia inginkan dalam jangka panjang. Pejabat AS mengatakan Washington tidak berencana mencari izin dari Damaskus untuk melakukan penerbangan militer.

Meskipun begitu, pada Senin kemarin, pemerintah Suriah telah memperingatkan AS agar meminta izin dan berkoordinasi dengan Suriah jika akan melakukan serangan udara terhadap ISIS di Suriah. Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem mengatakan negaranya siap untuk bekerja sama dengan dunia internasional, termasuk dengan musuhnya AS dan Inggris guna memerangi para teroris.

"Suriah siap bekerja sama dan berkoordinasi di tingkat regional dan internasional untuk memerangi terorisme dan melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB 2170," kata Muallem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement