REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah komunitas terpencil di Kawasan Utara Australia menanam sendiri sejumlah sayuran dan buah-buahan. Hasilnya digunakan sebagai sumber pangan dan obat-obatan.
Ali Curung adalah komunitas suku Aborgin, sekitar 350 kilometer sebelah utara Alice Springs, Kawasan Utara Australia. Di sini baru sebuah taman baru saja dibangun oleh komunitas tersebut.
Menanam di sepetak kebun adalah bagian dari proyek komunitas untuk mempelajari lebih lanjut tentang beragam jenis tumbuh-tumbuhan dan khasiatnya, juga sebagai sumber pangan segar yang kadang persediaannya kurang. Sejumlah buah-buahan dan sayuran bisa ditemukan di sini. Sebut saja markisa dan limau. Selain itu juga ada tanaman khas Australia seperti jenis tomat liar, kismis, dan sayuran seperti kembang kol.
Salah satu warga yang ikut menanam, Graham Beasley, mengatakan ia pernah belajar soal menanam jenis tumbuh-tumbuhan ini sejak kecil. Karenanya ia ingin membagikan keterampilannya. "Misalnya kismis, yang bisa ditumbuk untuk dijadikan tepung," kata Beasley, baru-baru ini.
Beberapa tanaman juga bisa digunakan sebagai obat.
"Jika anak-anak terluka, jenis-jenis tanaman bisa ditumbuk dan digosokan pada tubuh mereka," tambah Beasley.
Mr Beasley baru pertama kali berkebun, tapi ia mengaku telah menemukan semangat baru dan ingin mengajarkan komunitas bagaimana melakukannya.
"Saya suka bercocok tanam. Jika lebih banyak tanaman yang tumbuh, kita bisa tumbuhkan benih di sini, dan warga pun bisa menumbuhkannya di pekarangan masing-masing," katanya.
Sistem pengairan di kawasan yang bisa dikatakan tandus ini menggunakan pipa irigasi khusus, yang menggunakan air hasil daur ulang dari air bekas mencuci warga.