Jumat 29 Aug 2014 06:00 WIB

Gencatan Senjata Disepakati, Bantuan Disalurkan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Warga Gaza berjalan di tengah reruntuhan bangunan.
Foto: Ap
Warga Gaza berjalan di tengah reruntuhan bangunan.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY-- Kehidupan di Gaza kembali normal pada Rabu kemarin setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali disepakati. Jutaan orang di sekitar Gaza pun menyambut perdamaian ini.

Menurut pejabat di perbatasan, selama gencatan senjata dilakukan, lebih dari 200 ton bantuan dari Arab Saudi, Oman, Turki, disalurkan ke Gaza melalui perbatasan Rafah dan melintasi Mesir. Sebelumnya, bantuan dari Program Makanan Dunia (WFP) tengah menuju ke Gaza dari Mesir.

Bantuan ini merupakan bantuan yang akan disalurkan untuk pertama kalinya sejak 2007 dan membawa persediaan makanan yang cukup bagi 150 ribu warga selama lima hari. Bantuan makanan WFP ini terdiri dari 15.650 parsel makanan yang berupa makanan daging kaleng siap saji, buncis kaleng, dan teh.

Mereka juga mengirimkan 150 ton obat-obatan dan peralatan medis yang disumbangkan oleh raja Arab Saudi. Kelompok kesejahteraan Oman dan Turki juga menyerahkan 45 ton bantuan kemanusiaannya melalui Rafah.

Jawad Ayad, salah satu warga di Gaza, kini dapat kembali ke rumahnya setelah mengungsi selama 38 hari. Meskipun begitu, rumahnya telah rusak.

"Kami telah melewati hari-hari kami yang sulit dan kami mengorbankan banyak hal, tetapi Tuhan telah menjamin kemenangan untuk kami," kata Ayad (50). "Saya harap perang ini menjadi perang yang terakhir," tambahnya.

Kesepakatan perdamaian ini mulai berlaku sejak pukul 16.00 waktu setempat pada Selasa. Israel pun mengatakan gencatan senjata ini merupakan perdamaian permanen. Baik Israel dan Hamas pun menyebut gencatan senjata ini sebagai kemenangan mereka.

Dalam kesepakatan itu, Israel akan mempermudah aliran barang masuk ke Gaza, termasuk bantuan kemanusiaan dan bahan rekonstruksi serta memperluas wilayah perairan untuk para nelayan Palestina hingga enam mil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement