REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Australia dan Indonesia dijadwalkan akan menandatangani Kode Etik untuk memperbaiki hubungan diplomatik antarkedua negara, Kamis (28/8).
Menlu kedua negara mengatakan penandatanganan ini dapat membantu memperbaiki hubungan bilateral yang telah terganggu akibat penyadapan yang dilakukan oleh Australia pada tahun lalu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun akan menyaksikan penandatanganan yang dilakukan oleh Julie Bishop dan Marty Natalegawa. Tahun lalu, SBY naik pitam akibat penyadapan yang dilakukan oleh Direktorat Sinyal Pertahanan Australia terhadapnya, istrinya, dan sejumlah pejabat lain.
Akibatnya, Indonesia menangguhkan kerja sama gabungan dengan Australia terkait penyelundupan manusia, kerja sama militer dan intelijen. Hubungan kedua negara ini semakin merenggang ketika Jakarta dengan tegas menolak kebijakan Canberra untuk menghentikan penyelundupan manusia.
Namun, Channel News Asia melansir, Australia mengaku siap untuk memperbaiki hubungan dengan menandatangani kode etik.
"Pada dasarnya hal ini tentang menghormati kedaulatan satu sama lain dan tidak menggunakan aset kita yang dapat membahayakan kepentingan satu sama lain," kata Menlu Australia Julie Bishop.
Indonesia dan Australia sebelumnya telah menandatangani perjanjian keamanan bersama yang dikenal dengan Kesepakatan Lombok pada 2006. Namun, dalam kode etik kali ini, Indonesia lebih menekankan pada kegiatan intelijen.
Sementara itu, Marty Natalegawa menyambut keinginan Australia untuk menandatangani kesepakatan ini. "Sangat menyenangkan kami dapat mencapai kesepakatan yang saya kira dapat menjadi panutan. Tidak hanya Indonesia dan Australia, tetapi juga untuk negara lainnya. Sangat penting kesepakatan tidak diperbolehkannya penyadapan ini untuk dilakukan," katanya.
Bishop mengatakan Canberra ingin memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia. Ia pun meyakini presiden terpilih Joko Widodo akan melanjutkan upaya SBY dalam mempererat hubungan Australia-Indonesia. Penandatangan Kode Etik ini merupakan langkah maju dalam memperbaiki hubungan bilateral.