REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatsenyuk meminta parlemen untuk meninggalkan status non-blok di negara tersebut, Jumat (29/8). Dengan ditinggalkannya status tersebut, Yatseniuk berharap hal itu dapat membuka peluang Ukraina menjadi anggota NATO.
Namun, Yatseniuk mengatakan tujuan dasar kebijakan luar negeri Ukraina hingga kini adalah menjadi anggota Uni Eropa. Langkah Uni Eropa menjadi negara anggota Uni Eropa diketahui telah dekat dengan penandatanganan perjanjian perdagangan bebasm yang dilakukan, Kamis (28/8). Uni Eropa hingga kini belum dapat menjanjikan Ukraina dapat menjadi anggota, meski negara tersebut terus mengupayakannya.
"Tujuan utama kaim tetap menjadi anggota Uni Eropa. Meski demikian, keinginan untuk menjadi negara anggota NATO juga akan kami upayakan," ujar Yatsenyuk, dilansir itv news, Jumat (29/8).
Pernyataan ini datang di tengah krisis Ukraina. Selama lima bulan, Pemerintah Ukraina harus mengahadapi kelompok separatis pro-Rusia yang terus melancarkan serangan di bagian timur negara tersebut. Konflik Ukraina semakin memburuk, ditengah dugaan campur tangan Rusia guna membantu para separatis.