REPUBLIKA.CO.ID, DAMASCUS -- Inggris menaikkan peringatan ancaman teror serangan militan, Jumat. Penaikan peringatan ancaman itu dilakukan setelah PBB menyebutkan jumlah pengungsi konflik Suriah melonjak menjadi tiga juta warga.
Dilansir dari Channel News Asia, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan kemungkinan kelompok radikal ISIS di Irak dan Suriah akan menyerang Eropa. Inggris pun menaikkan level peringatan ancaman teror menjadi "parah" yang berarti kemungkinan ancaman serangan sangat tinggi.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Washington belum memiliki rencana mengikuti langkah Inggris. Namun, pejabat keamanan nasional AS telah melakukan pembicaraan dengan London terkait masalah ini.
Presiden AS Barack Obama pun mengakui belum memiliki strategi menghadapi pergerakan ISIS. Di Jenewa, kepala badan pengungsi PBB, Antonio Guterres mengatakan Suriah menjadi darurat kemanusiaan terbesar di era masa kini.
Alasannya, terdapat ribuan pengungsi Suriah yang telah melarikan diri akibat konflik ini. Kondisi pun diperparah dengan kemunculan ISIS dan kelompok pemberontak lainnya yang dilaporkan telah menahan pasukan penjaga perdamaian di Golan Heights.
"Informasi terkini yang kami miliki yakni kondisi mereka yang aman dan negosiasi untuk membebaskan mereka telah dilakukan," kata Perdana Menteri Fiji, Voreqe Bainimarama.
Para militan juga dilaporkan telah mengepung 72 pasukan penjaga perdamaian Filipina yang dikerahkan untuk mengawasi gencatan senjata Suriah-Israel. Konflik di Suriah tercatat telah menewaskan sekitar 191 ribu jiwa sejak Maret 2011.