Sabtu 30 Aug 2014 17:15 WIB

Uni Eropa Pertimbangkan Sanksi Baru untuk Rusia

Rep: Gita Amanda/ Red: Mansyur Faqih
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS-- Para pemimpin Uni Eropa akan bertemu di Brussels untuk mempertimbangkan sanksi baru terhadap Rusia. Selama ini Ukraina dan Barat menuduh pasukan Rusia turut andil berperang melawan pemerintah Ukraina.

BBC News melaporkan, menjelang KTT, para pejabat Uni Eropa harus mengirim pesan ke Rusia untuk menurunkan perannya dalam krisis. Di Ukraina, sejumlah tentara pemerintah mengepung pemberontak di Donetsk.

Laporan mengatakan, para pejuang pro-Rusia telah mengeluarkan ultimatum pada pasukan Ukraina untuk menyerah Sabtu (30/8) pagi. Hingga saat ini 2.600 orang tewas dalam pertempuran di Dontesk dan Luhansk.

Di Brussels, para pemimpin blok beranggotakan 28 negara memutuskan siapa yang akan mengisi dua posisi tinggi Uni Eropa, Presiden Dewan Eropa dan Kepala Kebijakan Luar Negeri. Mereka akan menggantikan Herman Van Rompuy dan Catherine Ashton.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko berada di Brussels untuk bertemu Van Rompuy dan Jose Manuel Barroso. Poroshenko diharapkan lebih menekan, untuk tindakan lebih keras terhadap Kremlin.

Pada Jumat (29/8), Menlu Jerman Frank Walter Steinmeier memperingatkan, situasi berbahaya di Ukraina telah memasuki dimensi baru. 

"Pelanggaran perbatasan semakin meningkat, dan menimbulkan kekhawatiran situasi akan tergelincir di luar kendali," kata Steinmeier.

"Ini perlu dihentikan, terutama jika kita ingin menghindari konfrontasi militer langsung antara pasukan militer Ukraina dan Rusia," tambahnya.

Dia merujuk pada klaim Ukraina, bahwa pasukan Rusia telah memasuki negara mereka. Pemberontak juga telah menguasai kota Novoazosvk.

Menlu Prancis Laurent Fabius berbicara tentang, intervensi pasukan Rusia yang tak dapat diterima.  Sementara Menlu Swedia Carl Bildt mengatakan, harus ada pesan jelas yang dikirim ke Rusia. 

"Kita harus menyadari apa yang kita hadapi, kita berada di tengah-tengah invasi Rusia kedua di Ukraina dalam setahun," ujar Bildt.

Menlu Belanda Frans Timmermans mengatakan, kehadiran tentara Rusia di tak bisa dibiarkan. Tapi masih belum jelas apakah putaran baru sanksi pada Rusia akan diadopsi di Brussels.

Uni Eropa dan Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi terhadap puluhan pejabat senior Rusia. Termasuk komandan separatis dan perusahan Rusia yang dituduh merusak kedaulatan Ukraina.

Akhir Juli, Uni Eropa juga memblokade sektor ekonomi utama Rusia. Ini mendorong Rusia membalasnya dengan melarang impor makanan. 

Menteri Energi Rusia telah memperingatkan bahwa krisis Ukraina menyebabkan gangguan pasolan gas ke negara Eropa musim dingin ini.

Pada Jumat, NATO mengadakan pertemuan darurat setelah merilis citra satelit yang menunjukkan barisan angkatan bersenjata Rusia di wilayah Ukraina. 

Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen meminta Rusia mengambil langkah segera. Rasmussen juga menunjukkan NATO dapat mempertimbangkan aplikasi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi. 

Sementara itu pasukan Ukraina mengatakan, salah satu jet tempur mereka ditembak jatuh rudal Rusia dalam pertempuran melawan separatis. Sebuah pernyataan singkat pada Sabtu (30/8), menyebut operasi separatis menembak jatuh Su-25. Pernyataan mengatakan, pesawat dihantam rudal dari peluncur Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement