REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ukraina menyerahkan satu kelompok pasukan paratroop Rusia yang ditangkap dan Rusia memulangkan 63 tentara Ukaina yang memasuki wilayahnya pekan lalu, kata kantor-kantor berita Rusia mengutip pernyataan seorang komandan paratroop.
Kantor berita RIA yang mengutip pernyataan Mayjen Rusia Alexei Ragozin yang mengatakan pasukan paratroop itu telah diserahkan setelah perundingan-perundingan "sangat sulit dan setelah apa ia sebut satu penundaan yang tidak dapat diterima.
Ukraina mengatakan pekan lalu pihaknya menahan 10 pesonil paratroop dan menghadirkan mereka dalam jumpa wartawan sebagai bukti bahwa militer Rusia berperang membantu pemberontak separatis pro-Moskow.
Rusia mengatakan tentara itu memasuki satu bagian perbatasan yang tidak memiliki tanda tanpa sengaja.
Penyerahan itu nampaknya merupakan satu peredaaan ketegangan antara kedua negara setelah peningkatan tajam akhir pekan lalu, dengan satu konvoi kendaraan lapis baja --membuka front baru dalam pertempuran dengan merebut kota pantai Novoazovsk di selata.
Ukraina sebelumnya mengatakan para prajurit itu sedang melakukan satu "missi khusus" dan menahan mereka karena melintasi pwrbatasan itu dan mendukung satu"organisasi teroris", istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok separatis.
Ragozin mengecam perlakuan Ukraina menyangkut insiden itu. "Saya menganggap itu tidak dapat disetuji bahwa para prajurit kami ditaan di daerah Ukraina selama beberapa hari," katanya.
Ragozin mengatakan Rusia, sebaliknya segera memulangkan ratusan tentara Ukraina yang beberapa kali memasuki perbatasan itu ketika dikejar pasukan pemberontak. Ia mengatakan kelompok terakhir 63 tentara memasuki Rusia, Rabu.
"Para prajurit kami kaget tentang apa yang telah terjadi. Mereka semuanya mendapat bantua psikologi yang diperlukan dan pertolongan lainnya. Para prajurit itu semuanya sehat," kata Ragozin.
Para pemimpin Uni Eropa dalam satu KTT Sabtu memutuskan untuk menyusun usul-usul dalam sepekan bagi pemberlakukan sanksi-sanksi lebih jauh terhadap Rusia berkaatan dengan keterlibatan militernya di Ukraina, sesuatu yang tetap dibantah Moskow.