REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Organisasi Hamas menyatakan telah menunggu undangan dari Mesir terkait kelanjutan pembicaraan tidak langsung dengan Zionis Israel mengenai gencatan senjata permanen di Gaza. Namun, hingga Sabtu (30/8) Hamas belum menerima kontak dari Mesir terkait kelanjutan negosiasi tersebut.
"Tidak ada kontak yang telah dibuat untuk melanjutkan negosiasi yang tertunda terkait gencatan senjata permanen," ujar Mossa Abu Marzouq, seperti yang dilansir Anadolu Agency , Sabtu (30/8). Ia sedang berkunjung ke Rumah Sakit Al Shifa dan berkata, Hamas tengah menunggu undangan dari Mesir untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung tersebut.
Sementara itu, surat kabar Al-Sharq Al-Awsat yang berbasis di London melaporkan, bahwa sumber-sumber Palestina mengatakan tanggal untuk melanjutkan perundingan antara Palestina dan Israel atas gencatan senjata permanen di Gaza telah ditetapkan.
Sumber tersebut mengatakan, perundingan tidak langsung telah ditetapkan sekitar pertengahan pekan ini. Dan, pembicaraan tersebut akan berfokus pada masalah yang tertunda dan berkaitan dengan gencatan senjata.
Selama 51 hari pertempuran sengit antara Israel dan Palestina berlangsung. Setidaknya akibat serangan Zionis Israel telah menyebabkan 2.147 warga Gaza meninggal dunia dan hampir 11 ribu lainnya mengalami luka-luka, bahkan banyak dari mereka dalam keadaan kritis. Dimana mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak, wanita dan kaum manula.
Pertempuran berakhir ketika kesepakatan gencatan senjata diumukan secara resmi pada Selasa (26/8) waktu Gaza. Dimana kesepakatan tersebut menyebutkan bahwa Israel kaan membukan penyebrangan pembatasan antara Jalur Gaza dan israel, dan secara efektif mengakhiri tujuh tahun pemblokadean Israel terhadap Gaza.
Menurut perjanjian tersebut, negosiator Palestina dan Israel akan kembali mengadakan pembicaraan tidak langusung di Kairo, Mesir. Yang mana bertujuan untuk membahas lebih jauh tuntuttan Palestina lainnya, termasuk pembebasan tahanan dan pembentukan pelabuhan setelah satu bulan berlakukanya gencatan senjata sekarang ini.