REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Para ilmuwan menyerukan PBB agar mengelola hujan untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan.
Dalam siaran pers dari World Water Week, seruan tersebut dikeluarkan pada awal forum World Water Week di Stockholm, tempat pertemuan tahunan utama bagi masalah air dan pembangunan.
Para penandatangan deklarasi itu adalah ilmuwan dari lembaga seperti Stockholm International Water Institute (SIWI), Stockholm Resilience Centre, Global Water Partnership (GWP), University of Oxford dan lain-lain.
"Dunia kehilangan peluang guna menghapuskan kelaparan dan kemiskinan bagi miliaran orang yang hidup di wilayah dengan curah hujan yang langka dan bervariasi. Tanpa peningkatan penanganan curah hujan, sasaran pembangunan masa depan yang sedang dibahas tidak realistis," kata para ilmuwan terkemuka.
Upaya untuk menghapuskan kelaparan dan kemiskinan global tanpa penanganan produktivitas hujan "adalah buangan serius dan tak bisa diterima baik", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Sementara itu, Sasaran Pembangunan Berkesinambungan sebagaimana diusulkan saat ini "tak bisa dicapai tanpa pemusatan perhatian kuat mengenai penanganan curah hujan bagi produksi pangan yang tahan uji", kata para ilmuwan tersebut.
PP diharapkan memanfaatkan air hujan agar kelaparan hilang. Selain itu, pembangunan dapat berkelanjutan.
Acara itu mempertemukan sebanyak 2.500 ahli, praktisi, pengambil keputusan dan inovator usaha dari seluruh dunia untuk bertukar pendapat, membina pemikiran baru dan mengembangkan penyelesaian.
Selama acara tersebut, Stockholm Water Prize, Stockholm Junior Water Prize, Stockholm Industry Water Award akan diserahkan.