Senin 01 Sep 2014 17:03 WIB

Eropa Khawatirkan Pejihad ISIS Kembali

Milisi ISIS
Foto: Reuters
Milisi ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman dan negara Eropa lain mencemaskan kemungkinan petempur garis keras atau pejihad, pulang dari perang.

mereka dapat menyebabkan ancaman keamanan di dalam negeri.

Intelijen Jerman memperkirakan terdapat 400 warganya yang bergabung dengan ISIS.

Kepala badan intelijen Jerman mengatakan ada bukti bahwa lima warga Jerman dan penduduknya melakukan serangan bom bunuh diri dalam beberapa bulan terakhir.

Jerman telah mengapalkan bantuan kemanusiaan untuk membantu suku Kurdi - Irak serta sejumlah perlengkapan untuk mempertahankan diri yaitu helm, baju jirah tetapi tidak ada senjata.

Negeri itu juga mengirim enam tantaranya ke konsulat Jenderal di Arbil untuk membantu usaha tersebut.

Amerika Serikat mendorong kampanye internasional melawan IS yang telah menguasai sepertiga wilayah Irak dan Suriah dan menyatakan perang terbuka terhadap Barat, mengumumkan kalifah di jantung dunia Arab.

Jajak pendapat menyarankan agar masyarakat Jerman tidak terlibat dalam konflik dan Merkel sudah membuat pernyataan yang gamblang bahwa dia tidak akan mengirim pasukan tempur ke sana.

Jerman kemudian mengirim bantuan senjata. Hal ini dilakukan ke beberapa tempat aman yang tidak terkena dampak langsung dari perang, kata pemerintah.

Pelatihan mengenai pemakaian senjata yang rumit akan dilakukan di Jerman, tetapi bila tidak bisa, di dekat Arbil atau di negara ketiga.

Opisisi Jerman telah memperingatkan bahwa senjata itu dapat jatuh ke tangan yang salah dan parlemen akan melakukan pembahasan bantuan itu pada Senin.

Pemerintah mengatakan, pengiriman senjata ke Kurdi tidak akan membuat Berlin akan bertindak sama untuk Kiev dalam memerangi gerilyawan pro-Rusia, kata von der Leyen pada surat kabar Sunday, karena konflik yang berbeda.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement