Selasa 02 Sep 2014 22:46 WIB

Risiko Kebakaran Hutan di Australia Meningkat Tahun Ini

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Risiko kebakaran hutan dan semak selama musim panas tahun 2014-2015 ini lebih tinggi di beberapa titik wilayah Australia. Penyebabnya, kondisi kering yang lebih panjang dibanding tahun sebelumnya.

Perkiraan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebakaran Hutan dan Bencana Alam Australia (CRC) menyebutkan risiko kebakaran lebih besar akan terjadi juga di wilayah Timur Australia mulai dari Queensland selatan, ke New South Wales dan juga Victoria bagian tengah.

Musim panas di Australia berlangsung antara bulan Desember sampai Februari. Ancaman kebakaran di atas normal juga diperkirakan di Australia Selatan, termasuk kawasan di Utara Adelaide, di barat daya Australia Barat dan daerah gurun di negara bagian tersebut.

Menurut Direktur Eksekutif CRC Richard Thornton adanya cuaca yang lebih kering menimbulkan ancaman lebih besar bagi kebakaran hutan di wilayah timur Australia dibandingkan ancaman kebakaran semak. "Karena berkurangnya curah hujan dalam waktu yang lama, maka yang terjadi adaalh hutan semakin kering, jadi bahan kabar di hutan jadi bertambah, sehingga potensi kebakaran semakim besar," kata Dr Thornton, baru-baru ini.

"Di tahun-tahun sebelumnya ini tidak terjadi karena musim yang lebih basah, banyak rumput yang tumbuh."

"Tahun ini khususnya di negara bagian di kawasan Timur, di selatan Queensland, hampir semua kawasan Timur New South Wales, dan sebagian besar wilayah Victoria, hutan kita mulai mengering," tambah Thornton.

"Di Australia Barat, kecenderungan ini juga berlanjut, dimana adanya curah hujan di bawah rata-rata."

Dr Thornton mengatakan hujan yang turun belakangan ini tidak akan membuat resiko kebakaran akan turun.

"Curah hujan yang kurang terjadi di wilayah yang luas, sehingga kalau terjadi beberapa hari dimana cuaca begitu panas, maka kelembaban di hutan-hutan itu akan menghilang," jelasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement