Selasa 02 Sep 2014 14:29 WIB

Tahan Tentara Fiji, Pemberontak Suriah Minta Ganti Rugi

Dataran Tinggi Golan
Foto: en.wikipedia.org
Dataran Tinggi Golan

REPUBLIKA.CO.ID, EIN ZIVAN -- Para petempur pemberontak Suriah yang menahan tentara Fiji dari kontingen pasukan perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan pekan lalu meminta ganti rugi bagi para anggota mereka yang tewas dalam pertempuran, kata komandan tentara Fiji, Selasa.

Mereka juga menuntut dicoret dari daftar terorisme global, kata Brigjem Mosese Tikoitoga.

Perundingan-perundingan telah ditingkatkan antara Front Al-Nusra yang berafiliasi dengan Alqaidah dan tim perunding PBB yang kini sedang berlangsung di Suriah.

"Pemberontak tidak mengemukakan kepada kami di mana tentara-tentara itu berada, tetapi mereka tetap menjamin kami para prajurit itu diperlakukan dengan baik," kata Tikoitoga kepada wartawan d Suva. "Mereka juga mengemukakan kepada kami mereka menajmin tentara itu berada di luar daerah pertempuran."

Pertempuran seru berkobar Senin antara tentara Suriah dan gerilyawan garis keras Islam dekat lokasi 45 tentara Fiji ditangkap dan sejumlah anggota baret biru mereka dari Filipina melarikan diri setelah melawan saat hendak ditangkap. Jumlah tentara Fiji yang ditahan sebelumnya adalah 44 personil.

Perang saudara tiga tahun di Suriah telah mencapai perbatasan dengan wilayah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel pekan lalu ketika para petempur Islam itu menguasai satu lokasi penyeberangan di garis yang memisahkan Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan sejak perang tahun 1973.

Para petempur kemudian menyerang pasukan PBB yang melakukan patroli garis gencatan senjata selama 40 tahun. Setelah tentara Fiji ditahan Kamis, lebih dari 70 tentara Filipina dikepung selama dua hari di dua lokasi sebelum melarikan diri.

Front al-Nusra mengatakan pihaknya menahan pasukan perdamaian PBB karena melindungi Israel.

Tikoitoga mengatakan kelompok itu menuntut ganti rugi untuk tiga petempur gerilyawan yang tewas dalam bentrokan senjata dengan pasukan perdamaian PBB, serta bantuan kemanusiaan untuk penduduk Ruta, satu pangkalan kelompok itu di pinggiran Damaskus, dan pencoretan organisasi itu dari daftar PBB sebagai organisasi teroris.

"Kami telah mendapat jaminan dari markas besar PBB bahwa PBB akan memberikan segala bantuan untuk menjamin mereka memulangkan dengan selamat serdadu-serdadu kami," kata panglima militer Fiji itu.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), yang memantau aksi kekerasan dalam perang saudara di Suriah, mengatakan Front Al-Nusra dan para petempur sekutu mwreka terlibat pertempuran dengan pasukan pemerintah dekat pelintasan Quneitra dan dekat desa Hamiydiah.

SOHR mengatakan korban jatuh pada kedua pihak. Pendiri SOHR Rami Abdelrahman mengemukakan kepada Reuters tujuan Front Al-Nusa tampaknya mengakhiri kehadiran pasukan pemerintah di seluruh daerah itu dan juga mengusir para pemantau internasional.

Pasukan perdamaian PBB di daerah itu yang dikenal sebagai UNDOF beranggotakan 1.223 tentara dari India, Irlandia, Nepal dan Belanda serta Fiji dan Filipina, yang diserang pekan lalu.

PBB mengumumkan Filipina akan menarik pasukan mereka dari UNDOF karena situasi keamanan yang memburuk dalam perang saudara Suriah telah mencapai Golan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement