REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Damian Gilchrist pernah menjadi pilot jet selama 15 tahun, tetapi sekarang ia lebih banyak berada di belakang meja. Namun saat ada tawaran menjadi pilot balon udara milik Angkatan Udara Australia (RAAF), tentu saja dirinya tidak menolak.
Mantan pemimpin Skuad Angkatan Udara, Damian Gilchrist tidak hanya ditawari menjadi pilot balon udara. Lewat tawaran ini ia bisa berkeliling ke sejumlah kawasan di Australia. "Sangat sepi di atas sana, kita bergerak sesuai kecepatan angin," kata Gilchrist, baru-baru ini.
"Tak ada angin terasa di wajah atau pun di punggung, yang ada hanyalah perasaan melayang," tambahnya.
"Salah satu teman saya bahkan menjelaskan perasaannya luar biasa melihat dunia dari bawah diri kita."
Balon udara ini diterbangkan sebagai upaya mempromosikan Hari Jadi Kadet Angkatan Udara Australia yang ke 75 pada tahun 2016 nanti.
Gilchrist yang kini berusia 48 tahun mengatakan ia cukup baik-baik saja dengan pengalaman terbangnya.
Sudah lebih dari 15 tahun, dirinya absen dari menjelajahi langit.
"Karena tidak terlalu gerak secepat kalau pesawat jet," ujar Gilchrist sambil tertawa.
Tapi tentu saja ia tidak sendirian, membutuhkan beberapa sukarelawan untuk membantunya menyiapkan balon udara di pagi hari.
Dan begitu pun saat mendarat. Gilchrist beberapa kali gagal dalam melakukan pendaratan, tetapi kini ia semakin mulus mendaratkan balonnya.
Dan pengalaman lain yang ia dapatkan dalam perjalanan ini adalah bertemu dengan banyak orang.
"Berkeliling Australia sambil bertemu beragam orang dari komunitas yang berbeda sangat memuaskan," ujarnya.
"Tak perlu takut, karena hampir sama saja teknik dasarnya dengan naik pesawat, hanya saja benar-benar berada di tangan kebaikan angin."