REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Tanggapan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa negaranya dapat merebut ibu kota Ukraina, Kiev, dalam dua pekan diberitakan di luar kaitan.
Kantor berita Itar-Tass pada Selasa (2/9) mengutip keterangan Yuri Ushakov, yang menyatakan bahwa kata tersebut diucapkan atau tidak, kutipan tersebut diambil di luar kaitan dan memiliki makna sama sekali berbeda alias dipelintir.
"La Repubblica" Italia melaporkan pada pekan ini bahwa Putin mengatakan kepada Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dalam percakapan telepon, "Jika mau, saya bisa mengambil Kiev dalam dua pekan."
Presiden Ukraina Petro Poroshenko pada Senin (1/9) menuduh Rusia melakukan serangan langsung dan terang-terangan, yang mengubah keseimbangan medan laga saat pasukan Kiev gagal mengalahkan pemberontak. Moskow membantah keterlibatan langsung pasukannya dalam perang di Ukraina.
Putin pada Ahad (31/8) menyerukan perundingan langsung tentang kenegaraan Ukraina selatan dan timur. Tass mengutip keterangan Ushakov, yang mengecam Barroso, dengan menyatakan tidak benar dan tidak bijaksana menyampaikan rincian percakapan tersebut.
Putin pada Senin (1/9) menuduh Eropa mengabaikan tentara Ukraina menyasar langsung warga di bagian timur negara itu. "Tujuan pasukan pemberontak adalah mendorong mundur tentara dan senjata berat, sehingga mereka tidak bisa menembaki daerah permukiman," katanya.
Dalam beberapa hari belakangan, Putin berulang kali menyerukan pembicaraan hakiki Kiev dengan perwakilan warga dari Ukraina timur membahas penyelesaian kemelut itu.
Perwakilan dari Kiev, Moskow dan OSCE dijadwalkan berkumpul pada Senin di Minsk untuk pertemuan yang disebut Kelompok Perhubungan Ukraina, tapi tidak jelas apakah perwakilan pemberontak hadir.