REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok Amnesty Internasional menyatakan memiliki bukti baru kalau ISIS telah melakukan pembersihan etnis terhadap kelompok minoritas di Irak. Menurut mereka, ISIS telah mengubah wilayah tersebut sebagai tempat pembantaian berdarah.
Sebelumnya, milisi Syiah Irak dan pasukan Kurdi telah berhasil membuka kepungan kota Amerli dari tangan ISIS. Sejak ISIS muncul dan menguasai sejumlah kota di Irak dan Suriah, ribuan orang pun dinyatakan telah tewas. Sebagian besar dari mereka merupakan warga sipil.
Tak hanya itu, lebih dari satu juta warga terpaksa mengungsi dalam beberapa bulan ini. Amnesty Internasional mengatakan telah mengumpulkan bukti sejumlah pembunuhan massal di wilayah Sinjar di Agustus. Pembantaian terbesar dilakukan pada 3 dan 15 Agustus.
"Sekelompok pria dan anak-anak muda ditangkap oleh ISIS, diculik, dan ditembak...ISIS melakukan tindakan kriminal dan mengubah wilayah Sinjar menjadi lokasi pembunuhan massal," kata kelompok tersebut seperti dilansir BBC.
Senin, PBB juga menyatakan telah mengirimkan timnya ke Irak guna melakukan investigasi kejahatan kemanusiaan dalam jumlah besar.
Wakil Komisioner HAM Flavia Pansieri memperingatkan ISIS telah mentargetkan pembunuhan pada kelompok Kristen, Yazidi, Turki, Shabak, Kaka'i, Sabean, Syiah.
Para milisi juga mengatakan Iran telah memberikan dukungannya dalam operasi ini. Mereka juga mengirimkan senjatanya dan membantu para militer.