Rabu 03 Sep 2014 11:27 WIB

AS: Kami Muak dengan Tindakan Brutal ISIS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Julkifli Marbun
Jen Psaki
Foto: AP
Jen Psaki

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok radikal ISIS kembali memenggal tawanan AS yang juga diketahui sebagai jurnalis, Steven Sotloff. Pembunuhan ini ditayangkan dalam sebuah video berjudul "A Second Message to America" yang diunggah oleh ISIS.

Video tersebut berdurasi 2,5 menit dan diambil di sebuah gurun. Tampaknya, video ini dibuat setelah pembuatan video Foley. Meskipun begitu, masih sangat sulit untuk mengetahui waktu pembuatan video tersebut.

Selain itu, tampak pula seseorang yang menggunakan topeng disamping Sotloff yang mengenakan baju oranye. Sotloff pun membacakan sebuah teks yang ditujukan untuk Obama.

"Anda menggunakan milyaran dolar dari pajak warga AS dan kami telah kehilangan ribuan pasukan kami dalam pertempuran sebelumnya melawan ISIS. Jadi dimana yang menjadi kepentingan rakyat dalam perang ini?," katanya.

Kemudian, pria bertopeng yang suaranya mirip dengan pria yang membunuh James Foley mengatakan tindakannya ini sebagai bentuk balasan serangan udara AS. "Saya kembali, Obama, saya kembali karena kebijakan luar negeri anda yang sangat sombong kepada ISIS, meskipun kami telah memberikan peringatan," kata pria tersebut.

"Kami menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan yang bersekutu dengan Amerika melawan ISIS agar mundur dan membiarkan kami sendiri," lanjutnya.

Video ini pun berakhir dengan ancaman pembunuhan terhadap tawanan yang berasal dari Inggris. Di tempat terpisah, keluarga Sotloff mengaku mengetahui dirilisnya video tersebut dan kini tengah berduka.

Sebelumnya, Sotloff (31) telah diculik di Suriah pada 2013. Ia pun juga muncul dalam video sebelumnya yang menayangkan pembunuhan jurnalis AS James Foley. Setelah kematian Foley, ibunda Sotloff meminta pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi agar menyelamatkan nyawa anaknya.

Sotloff merupakan karyawan majalah Time, Kebijakan Luar Negeri, dan Christian Science Monitor. Ia pun melaporkan situasi di Mesir, Libya, dan Suriah.

Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan para pejabat AS kini tengah mengecek kebenaran laporan tersebut. "Doa dan pikiran kita bersama Sotloff dan keluarganya dan kerabat yang bekerja dengannya," katanya.

"Saya bukan berada di posisi untuk mengkonfirmasi keaslian video ini. Video ini perlu dianalisa oleh pemerintah AS dan intelijen," tambahnya.

AS beberapa akhir ini telah melakukan lebih dari 120 serangan udara terhadap ISIS di Irak. Serangan ini dilakukan untuk membantu upaya pasukan Kurdi menghentikan pergerakan ISIS dan melindungi warga minoritas yang terancam.

Presiden Barack Obama juga telah mengerahkan 350 pasukannya ke Baghdad guna melindungi para diplomatik AS dan fasilitas lainnya. "Jika video tersebut asli, kami muak dengan tindakan brutal ISIS," kata juru bicara departemen luar negeri AS Jen Psaki.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut video ini merupakan tindakan tercela dan memuakkan. Pemerintahan Cameron mengatakan ia telah mengetahui adanya warga Inggris yang ditawan oleh ISIS dan telah melakukan pertemuan dengan petinggi Inggris membahas situasi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement