REPUBLIKA.CO.ID, TALLIN -- Presiden AS Barack Obama telah tiba di Estonia guna membahas masalah Rusia dan krisis Ukraina bersama dengan para pemimpin Baltik. Ia diagendakan akan melakukan pertemuan di ibu kota Tallin dengan presiden Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Menurut korosponden BBC, ketiga negara yang baru saja bergabung Nato pada 2014 khawatir atas tindakan Rusia mengintervensi masalah di Ukraina.
Kemudian, Obama juga dijadwalkan akan menghadiri KTT Nato yang diperkirakan akan mendukung rencana tanggap darurat pasukan yang dapat dikirim dalam waktu 48 jam.
Dilansir dari BBC, rencana tanggap darurat pasukan dan langkah keamanan lainnya akan dibahas selama dua hari dalam KTT Nato di Wales yang akan dimulai pada Kamis.
Akhir-akhir ini Nato menyatakan rencananya untuk membentuk pasukan guna melindungi anggota Eropa timur melawan agresi Rusia. Rusia pun menanggapi hal ini dengan menyebut dapat mengubah doktrin militernya menjadi hal yang buruk yakni 'infrastruktur Nato mendekati perbatasan Rusia'.
Pemberontak pendukung Rusia terlibat pertempuran dengan pasukan Ukraina sejak April silam. Kelompok separatis di Donetsk dan Luhansk pun telah mendeklarasikan kemerdekaannya setelah Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina.
Sejak krisis ini terjadi, tercatat 2.600 warga telah tewas dan ribuan orang lainnya terluka. Selasa, PBB juga mengatakan konflik ini telah mengakibatkan jutaan warga mengungsi.
Militer Ukraina pun telah mengalami kekalahan dalam beberapa hari ini setelah pemberontak melakukan serangan di Luhansk dan Donetsk, serta pelabuhan Mariupol. Rusia selama ini selalu membantah tuduhan pemerintahan Barat dan Ukraina yang menyebut telah mempersenjatai pemberontak.
Sedangkan, pasukan Ukraina telah menuduh pemberontak melanggar kesepakatan kemanusiaan yang telah dicapai. Menurut mereka para pemberontak telah membunuh 100 pasukan Ukraina yang sedang mengevakuasi kota Ilovaysk. Pemberontak pun membantah hal ini.