REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Sudan memerintahkan Iran menutup pusat kebudayaan mereka di negeri itu. Diplomat yang bertanggung jawab di pusat kebudayaan itu diberi waktu 72 jam untuk meninggalkan negara itu.
''Otoritas Sudan memerintahkan perwakilan Iran di Khartoum dan menginformasikan keputusan untuk menutup tiga pusat kebudayaan dan memberi waktu 72 jam bagi diplomat yang bertanggung jawab untuk meninggalkan Sudan," ujar sumber pejabat kepada AFP, Selasa (2/9).
Reuters menyebut media di Sudan berspekulasi pengusiaran tersebut terkait dengan kekhawatiran pemerintah bahwa pejabat Iran menyebarkan paham syiah. Sebagian besar warga Sudan menganut paham sunni.
Dalam pernyataannya, kementerian luar negeri mengatakan pusat kebudayaan Iran dan cabang-cabangnya telah melampaui mandat mereka dan menjadi ancaman bagi keamanan interlektual dan sosial.
Sudan sebenarnya mempunyai hubungan baik dengan Iran. Iran juga dilaporkan menjadi penyuplai senjata bagi Sudan. Kedua negara merupakan pendukung Hamas.
Sudan menolak tawaran Iran untuk mengatur pertahanan udaranya di pantai Laut Merah setelah serangan udara Israel pada 2012. Sudan khawatir hal itu akan mengganggu negara saingan Iran, yakni Arab Saudi.
Pengamat Sudan mengatakan kepada AFP, pengusiran diplomat Iran tersebut bisa saja merupakan respon atas tekanan dari Saudi. Sudan mengalami tekanan secara ekonomi dari Saudi setelah Saudi menolak akses Sudan ke sistem perbankan Saudi.