Kamis 04 Sep 2014 07:45 WIB

Astaghfirullah, Tiga Anak Dibunuh Setiap Hari di Negara ini

Seorang pasukan dari Satgas Rim of The Pacific (Rimpac) 2014 memeluk anaknya saat tiba di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (2/9).( Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Seorang pasukan dari Satgas Rim of The Pacific (Rimpac) 2014 memeluk anaknya saat tiba di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (2/9).( Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Rata-rata tiga anak dibunuh setiap hari di Afrika Selatan. Angka ini menunjukkan kenaikkan dua kali lipat angka global yang diprediksikan Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan (SAMRC) pada Rabu (3/9).

Saat mengirim satu laporan mengenai kekerasan terhadap anak-anak di Afrika Selatan ke Majelis Nasional, Presiden SAMRC Glenda Gray mengatakan kekerasan terhadap anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun bersifat fisik, psikis dan seksual.

Polisi setempat mencatat 827 kasus pembunuhan anak pada 2012/2013, naik dari 793 pada 2011/2012, kata Menteri Polisi Nathi Nhleko kepada Parlemen awal Agustus.

"Kekerasan terhadap anak kecil dilakukan oleh orang dewasa dan sebaya mereka dan selanjutnya mengakibat bunuh diri, pelecehan mendasar, pelecehan alkohol, prilaku nakal, masalah tindakan dan kesehatan mental," kata Gray.

Data statistik menarik perhatian mendesak dari Komite Portofolio Parlemen mengenai Pembangunan Sosial.

Ketua Komite Zoleka Capa mengatakan Komite tersebut "sedih" oleh laporan tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.

Capa mengakui bahwa kekerasan terhadap anak kecil adalah masalah yang sangat besar di negeri tersebut, dan itu memerlukan campur tangan masyarakat, terutama keluarga.

"Orang bertanya-tanya di mana satuan keluarga ketika semua penyakit sosial ini terjadi pada anak-anak, tapi Departemen Pembangunan Sosial telah mengajukan laporan menyeluruh kepada Komite mengenai bagaimana mereka akan menangani semua bentuk kekerasan terhadap anak kecil dan mereka juga meminta anggaran mendasar untuk itu," kata Capa.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement