REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengumumkan pada Selasa (2/9), larangan baru yang berlaku untuk sementara waktu yaitu mengeluarkan izin kerja untuk para pekerja yang berasal dari negara-negara dengan kasus Ebola tinggi, di antaranya Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
"Penghentian sementara izin kerja dari tiga negara Afrika, tak akan pengaruhi pasar tenaga kerja di Arab Saudi, walaupun memang jumlah pekerja di Arab Saudi sedikit," kata Wakil Menteri Tenaga Kerja, Mufrej al-Haqbani seperti dilansir dari On Islam, Kamis (4/9).
Ia melanjutkan, langkah tersebut diambil karena rekomendasi dari kementerian luar negeri dan kesehatan, untuk mencegah penyebaran virus Ebola di Arab Saudi.
Bahkan, lanjutnya, sekarang semua wisatawan dari Afrika Barat akan diminta untuk melakukan tes kesehatan sebelum masuk ke Arab Saudi.
Pada Agustus lalu, pihak Arab Saudi mengumumkan larangan izin haji untuk para jamaah yag berasal dari tiga negara tersebut.
Seperti diketahui, virus yang belum ditemukan vaksinnya itu, telah merenggut 1.552 nyawa dari 3.069 kasus yang dilaporkan terjadi. Menurut catatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Liberia sendiri, terjadi 694 kasus, di Guinea 430 kasus, di Sierra Leon 422 kasus dan enam kasus di Nigeria.
Kaum muslim yang mendominasi Republik Guinea adalah yang terkena dampak paling parah dari penyakit yang ditemukan pada 1976 saat mewabah di Republik Demokratik Kongo.
Penyakit yang belum memiliki obat ini, memiliki gejala awal sakit kepala, nyeri otot dan lemas. Tahap selanjutnya, pasien akan mengalami muntah, diare bahkan pendarahan internal dan eksternal. Tingkat kematian dari keseluruhan kasus yang mewabah saat ini sekitar 60 persen, meskipun sebenanya virus Ebola bisa membunuh 90 persen dari keseluruhan jumlah pasien.