Kamis 04 Sep 2014 21:21 WIB

Jumlah Pekerja Tambang Perempuan di Australia Menurun

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seiring semakin banyak perusahaan yang begerak dari konstruksi ke bidang operasi dan produksi, jumlah perempuan yang bekerja di sektor tambang dan perminyakan pun menurun. Demikian laporan Asosiasi Pertambangan dan Logam Australia.

Asosiasi Pertambangan dan Logam Australia (Amma) adalah kelompok pekerja di industri sumber daya mineral, sekaligus juga dan advokasi tenaga kerjaDirektur eksekutif Amma, Tara Diamond mengatakan jumlah pekerja perempuan di sektor pertambangan telah meningkat sampai 12 bulan yang lalu.

"Kami melakukan sebaik mungkin dalam lima tahun terakhir (sampai 12 bulan yang lalu), dengan peningkatan hingga dua poin persentase setiap tahun," ujar Diamond. "Tapi dengan perubahan dalam industri yang mulai meninggalkan konstruksi dan lebih fokus pada operasional dan produksi, kami melihat persentase tersebut sedikit menurun."

"Secara nasional, ada 37 ribu perempuan yang bekerja di industri sumber daya mineral, dan itu hanya mewakili kurang dari 14 persen dari total keseluruhan."

Mayoritas dari jumlah tersebut bukan bekerja dalam posisi manajemen atau eksekutif.

https://publisher.radioaustralia.net.au/sites/default/files/images/2014/09/4/r1324636_18377043.jpg

Di Australia ada 37 ribu pekerja tambang perempuan  (Foto: Teena Johnston - ABC OPEN)

"Biasanya perubahan struktur tenaga kerja pada industri mineral dan pertambangan akan menurunkan pula jumlah karyawan perempuan," kata  Diamond, belum lama ini.

Masalah lain, menurutnya, adalah tidak ada penyaluran bagi para pekerja tambang perempuan yang berkerja di lapangan untuk bisa mendapat posisi puncak. Tapi, Diamond mengakui kehebatan Australia untuk mendidik para perempuan muda di sekolah menengah soal berkarir di industri pertambangan dan mineral.

Ia juga menambahkan bahwa sangat penting untuk memiliki pekerja yang berlatar belakang berbeda untuk mewakili setiap demografi nasional Australia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement