REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Majalah Minute yang terbit di Paris, Prancis dinilai memberitakan kebencian.
Kecaman terhadap majalah ini terus berdatangan. Salah satunya dari The International League against Racism and Anti-Semitism.
Kelompok itu menyebut halaman depan Minute sebagai hal "memalukan" mengatakan bahwa mereka yang "menyebarkan kebencian" harus segera dihentikan.
Menteri beragama Islam di Prancis, Vallaud-Belkacem, tidak menanggapi kontroversi mengenai dirinya.
"Saya menghindari debat yang tidak relevan seperti ini," kata dia kepada stasiun televisi Prancis.
"Meskipun demikian saya juga memikirkan mereka yang menyaksikan tontonan ini. Atas nama mereka, saya mendesak pihak berwenang untuk meminta pertanggung jawaban mereka dan agar mereka menghormati masyarakat dan institusi," kata Vallaud-Belkacem.
Vallaud-Belkacem memang berkewarganegaraan ganda, Prancis dan Moroko. Dia menyebut dirinya sebagai "produk murni Republik", contoh "integrasi yang berakhir bahagia" di negara dengan penduduk Muslim terbesar seluruh Eropa.
Setelah rapat kabinet, dia sempat menyebut karya penulis eksistensial terkenal Prancis Jean-Paul Sartre untuk menanggapi kontroversi majalah Minute.
"Anda mendapatkan mual (La Nausee) sekaligus tangan kotor (Les Mains Sales), semuanya sebagai harga satu majalah," kata Vallaud-Belkacem merujuk pada novel dan drama karya Sartre.
Juru bicara pemerintah Stephane Le Foll mengatakan bahwa Vallaud-Belkacem "selalu didukung oleh pemerintah dari serangan-serangan tidak terhormat."