REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pejabat dari Amerika Serikat dan Iran akan melakukan perundingan kembali di Jenewa pekan ini untuk memutuskan kesepakatan penuh soal nuklir menjelang batas akhir tenggatnya pada November, kata pejabat AS, Rabu.
Tim AS dipimpin deputi Menteri Luar Negeri Bill Burns dan pejabat tinggi Wendy Sherman akan bertemu dengan para pejabat Iran pada Kamis dan Jumat di Swiss, demikian surat pernyataan dari Kementerian Luar Negeri AS yang disiarkan tengah malam.
Kekuatan global dan Iran pada akhir Juli sepakat untuk memperpanjang tenggat waktu pencapaian kesepakatan menyeluruh dan kompleks dalam mengekang ambisi nuklir Iran hingga 24 November.
Negosiasi dipimpin oleh kelompok yang dikenal dengan sebutan p5+1 diharapkan kembali membahas musyawarah sela dari Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan dilaksanakan di New York bulan ini.
"Deputi Menteri Luar Negeri William J. Burns, menteri muda bidang politik Wendy R. Sherman dan penasehat senior Jacob J. Sullivan akan bertemu dengan para pejabat Iran di Jenewa tanggal 4-5 September," demikian diumumkan.
"Konsultasi bilateral ini akan dilakukan dalam kaitan perundingan nuklir p5+1 yang dipimpin Catherine Ashton, Perwakilan Tinggi Uni Eropa.
Pada awal pekan ini Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mengatakan ia mengadakan "percakapan yang baik" dengan Ashton dan Teheran memberikan komitmen menyetujui program perlombaan nuklirnya.
Seperti dikutip oleh kantor berita Belgia, Zarif mengatakan ia "sangat optimistik" setelah mengadakan perundingan di Brussel pada Senin dengan Ashton, bahwa Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB --Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan AS-- plus Jerman akan mencapai kesepakatan hingga batas akhir November.
Barat menduga Iran mempunyai senjata nuklir tetapi negeri itu menegaskan bahwa program tersebut secara murni ditujukan untuk proses perdamaian.
Sebagai imbalan menerima pengekangan aktivitas nuklirnya, Iran meminta agar AS, UE dan PBB menghapuskan sanksi yang sangat luas.
Namun seluruh kesepakatan itu harus mendapat persetujuan dari para pemuka Islam di Teheran dan juga KOngres AS, dimana banyak anggotanya yang menghendaki pemberian sanksi yang lebih berat terhadap Iran.