REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok radikal ISIS kembali melakukan pembunuhan massal terhadap ratusan tentara Irak yang ditahan. Para tentara Irak ditahan ketika ISIS merebut pangkalan militer di utara Baghdad pada Juni.
Menurut pengamat internasional, insiden yang terjadi di Camp Speicher, pangkalan udara yang sebelumnya digunakan untuk fasilitas militer AS, merupakan kekejaman yang terburuk oleh ISIS.
Menurut pengamat HAM, bukti baru juga menunjukan ISIS telah membunuh sekitar 560 dan 770 pria yang ditahan di Camp Speicher, dekat Tikrit.
"Ini mengerikan dan merupakan pelanggaran besar yang dilakukan ISIS dan dengan jumlah kejahatan kemanusiaan yang melonjak," kata Fred Abrahams, penasehat khusus pengamat HAM, seperti dilansir dari Arab Times.
Pecahan al-Qaeda ini sebelumnya mengaku telah mengeksekusi sekitar 1.700 personel militer dari Camp Speicher pada pertengahan Juni.
Berdasarkan analisis foto satelit, pengamat HAM mengatakan, terdapat sekitar 160-190 orang yang dieksekusi di dua lokasi pada 11 dan 14 Juni. Setelah insiden tersebut, para tentara itu pun masuk dalam daftar orang hilang dan menyebabkan para keluarga mereka melakukan demonstrasi di Baghdad.
Kelompok HAM dalam pernyataannya merevisi jumlah tentara yang dibunuh berdasarkan analisis gambar satelit baru, video para militan, dan pernyataan korban yang selamat. Jumlah korban diperkirakan lebih besar dari bukti yang ada.