REPUBLIKA.CO.ID, NEWPORT -- Presiden Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron mendesak para pemimpin Nato untuk melawan kelompok ISIS. Mereka juga mendesak negara mitranya seperti Yordania dan Turki untuk bergabung dalam upaya ini.
Dilansir dari Associated Press, Obama dan Cameron bekerja sama membentuk koalisi negara untuk menghadapi kelompok radikal melalui kekuatan militer, tekanan diplomasi, dan sanksi ekonomi.
"Perkembangan di bagian lain dunia, khususnya di Irak dan Suriah, mengancam keamanan kita," kata mereka.
Sementara itu, Sekjen Nato Anders Fogh Rasmussen meyakini dunia internasional memiliki kewajiban untuk menghentikan pergerakan ISIS. Ia juga akan mempertimbangkan permintaan bantuan khususnya dari pemerintah Irak.
Kelompok ISIS yang telah mendirikan negara Islam dituding melakukan pembantaian terhadap kelompok minoritas di Irak. AS pun telah melancarkan serangan terhadap para militan di Irak pada bulan lalu.
Sedangkan, Inggris bersama-sama dengan AS menyalurkan bantuan kemanusiaan pada kelompok minoritas yang terkepung.
Pejabat Gedung Putih mengaku tak mengharapkan Nato agar melakukan misi militer melawan kelompok ini. Gedung Putih juga mengatakan tengah menunggu komitmen para sekutunya untuk mengirimkan bantuan persenjataan untuk pemberontak Suriah dan pasukan Irak.
Sementara itu, Jerman menyatakan telah mengirimkan bantuan persenjataannya kepada pasukan Kurdi. Pemerintah Jerman juga mengatakan akan mengirimkan senjata, amunisi, dan senjata anti-tank, serta kendaraan lapos baja kepada pasukan Kurdi. Namun, mereka belum memutuskan kapan akan mengirimkannya.
Obama juga berulang kali mengatakan upayanya melawan ISIS dapat berhasil jika AS mendapatkan dukungan dari para negara tetangga Irak dan Suriah. Menlu AS John Kerry dan Menteri Pertahanan Chuck Hagel pun diagendakan akan mengunjungi Timur Tengah pada pekan depan untuk menggalang dukungan dari negara-negara di kawasan tersebut.
Sebelumnya, Cameron juga tidak mengesampingkan akan melakukan serangan udara bersama dengan AS. Namun, prioritas utamanya yakni mendukung pasukan yang tengah bertempur melawan para militan.