Jumat 05 Sep 2014 15:08 WIB

AS Khawatir Senjata Kimia Suriah Jatuh ke ISIS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Seorang kru senjata kimia AS memeriksa sampel dari roket M55
Foto: U.S ARMY
Seorang kru senjata kimia AS memeriksa sampel dari roket M55

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) khawatir kelompok ISIS dan teroris lainnya bisa mendapatkan senjata kimia dari Suriah. Yaitu jika, Suriah menyembunyikan stok senjata kimianya. 

Pernyataan ini disampaikan oleh duta besar AS untuk PBB Samantha Power, setelah dewan keamanan melakukan pertemuan dengan Sigrid Kaag, pemimpin pengawas senjata kimia internasional.

Dilansir dari Daily Mail, misi gabungan AS dan kelompok larangan senjata kimia (OPCW) akan berakhir pada akhir bulan ini setelah menghancurkan hampir semua senjata kimia Suriah. Namun, Kaag mengatakan OPCW masih bekerja sama dengan Suriah menyelesaikan masalah yang ada. 

Power mengatakan, kekhawatiran AS tak hanya terhadap Presiden Bashar Assad yang masih memiliki senjata kimia. Tetapi juga khawatir stok senjata kimia tersebut jatuh ke tangan ISIS. 

"Pastinya jika masih ada senjata di Suriah, maka ada risiko senjata tersebut akan jatuh ke tangan ISIS. Dan kita bisa membayangkan apa yang dapat mereka lakukan dengan senjata tersebut," katanya. 

Tahun lalu, Suriah sepakat menyerahkan senjata kimianya setelah Presiden Barack Obama mengancam akan melakukan serangan. Karena Suriah telah menggunakan bahan kimianya terhadap para pemberontak. 

Diyakini, lebih dari seribu orang telah tewas akibat serangan senjata kimia itu. Namun, pemerintahan Assad membantah keterlibatannya dalam serangan ini dan justru menyalahkan para pemberontak. 

Senjata kimia tersebut kini dihancurkan di perairan internasional. Menurut Kaag, 96 persen senjata kimia Suriah dan bahan lainnya telah dihancurkan. Sementara untuk menghancurkan 12 tempat produksi yang tersisa membutuhkan waktu lima hingga enam bulan. 

OPCW akan mengawasi tugas yang belum dilaksanakan. Termasuk revisi deklarasi senjata kimia Suriah setelah misi gabungan ini berakhir. Direktur Jenderal OPCW Ahmet Uzumcu sebelumnya mengakui Suriah bisa saja menyembunyikan beberapa senjatanya. Namun, jumlah stok yang disampaikan oleh Suriah hampir sama dengan perkiraan para ahli di luar. 

Namun, Power mengatakan AS dan anggota lain dewan keamanan masih mencurigai dan masih menginginkan laporan perkembangan upaya penghapusan. 

"Kita harus memastikan bahwa pemerintah Suriah menghancurkan fasilitas yang tersisa untuk memproduksi senjata kimia dalam jangka waktu yang ada dan tanpa penundaan lagi oleh rezim Assad yang mengganggu upaya penghapusan sebelumnya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement