Jumat 05 Sep 2014 20:17 WIB

Negara Paling Demokratis Kok Tangkapi 450 Demonstran Penolak Upah Rendah?

Rep: c91/ Red: Joko Sadewo
Restoran McDonalds di Gilbert, Arizona yang dikunjungi Erin Carr-Jordan
Foto: Getrealityusa.com
Restoran McDonalds di Gilbert, Arizona yang dikunjungi Erin Carr-Jordan

REPUBLIKA.CO.ID,  WISCONSIN -- Sekitar 450 orang ditangkap di berbagai tempat di Amerika Serikat (AS), karena melakukan aksi unjuk rasa menggugat upah rendah buruh restoran cepat saji.  Hal itu disampaikan langsung oleh penyelenggara demonstrasi.

Pihak penyelenggara mengungkapkan, unjuk rasa pada Kamis (4/9),  merupakan demonstrasi terbesar yang dilakukan. Mereka menargetkan jaringan rumah makan cepat saji besar seperti McDonald’s, Burger King, Wendy’s dan Kentucky Fried Chicken.

Seorang anggota kongres AS, Gwen Moore, merupakan salah satu dari 27 orang yang ditangkap di dekat Milwaukee, Wisconsin. Penangkapan ratusan demonstran tersebut terjadi di Chicago, Detroit, Little Rock, Kansas City, Houston dan Nashville, demikian dikutip dari Aljazeera, Jumat (5/9).

Demonstrasi buruh restoran cepat saji ini, mendapat dukungan dari serikat pekerja. Berawal di New York dan terus berulang sejak 2012. Mereka turut memicu perdebatan soal upah minimum yang sejak tahun 2009 ditetapkan sebesar USD 7,25.

Unjuk rasa kemarin pun menuntut pekerja dibayar USD 15 perjam. “Dengan 15 dollar, saya akan bisa menabung cukup untuk membayar sewa rumah bagi anak-anak,” ujar Latoya Walker pekerja McDonald’s yang tinggal di penampungan tunawisma dengan upah USD 8 per jam.

Selain itu, para buruh memprotes pula, jam kerja 40 jam atau lebih perminggu, dan mengatakan mereka tak bisa bertahan hidup dengan bayaran seperti sekarang. Para ahli mendukung para demonstran, dengan mengatakan upah 11 dolar AS perjam sama dengan garis kemiskinan untuk sebuah keluarga yang dari 4 jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement