Sabtu 06 Sep 2014 01:55 WIB

Parlemen Bangladesh Kutuk Kekejaman Israel di Gaza

Anak Gaza korban serangan bom Israel
Anak Gaza korban serangan bom Israel

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Parlemen Bangladesh menyetujui resolusi secara bulat mengutuk kekejaman Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

Mosi itu diadopsi pada hari kedua sidang ketiga parlemen ke-10, menyusul kematian lebih dari 2.150 warga Palestina dalam serangan 51 hari di Gaza oleh Israel.

Parlemen juga mendukung permintaan negara Palestina yang merdeka dan pemulihan wilayahnya dari pendudukan Israel.

Pemimpin parlemen dan Perdana Menteri Sheikh Hasina mengatakan, "Bangladesh akan berdiri untuk Palestina bahkan jika tidak ada satu pun yang melakukannya."

Mantan menteri Suranjit Sengupta memuji Hamas untuk perlawanan bersenjata dan pembunuhan terhadap 119 tentara Israel.

Berpartisipasi dalam diskusi umum mengenai resolusi yang diusulkan oleh anggota presidium Liga Awami Sheikh Fazlul Karim Selim, baik partai yang berkuasa dan anggota parlemen oposisi meluluskan resolusi itu.

"Kami berdiri untuk saudara Palestina kita dan saudara. Kami akan memberikan pengobatan bagi mereka. Jika diperlukan, kami akan membawa mereka ke sini untuk perawatan," kata Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina.

Memegang gambar anak-anak tewas dan terluka di Gaza, Hasina mengatakan, "Apa kejahatan yang telah dilakukan oleh anak-anak ini?"

Dia marah terhadap kelompok hak asasi manusia yang diam pada serangan Israel.

"Mereka yang berbicara tentang hak asasi manusia di negara kita tenang sekarang," katanya.

"Mereka yang mengirim surat kepada kami ketika sesuatu terjadi di sini, juga tenang-tenang saja."

"Menteri Luar Negeri AS, Sekretaris Jenderal PBB, yang menyeru kita untuk mencegah menggantung penjahat perang, di mana mereka sekarang?" tanyanya.

"Saya mengutuk Israel. Mereka harus diadili untuk serangan itu."

Perdana menteri juga mengkritik negara-negara Muslim karena bersikap diam terhadap Gaza.

Hasina meminta PBB untuk mengambil langkah-langkah efektif untuk menyelesaikan krisis Palestina.

"Anda tidak dapat membuat alasan. Anda harus mengambil langkah-langkah efektif," tegasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement